Sentimen
Negatif (94%)
25 Mei 2023 : 07.18
Informasi Tambahan

BUMN: BRI, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

Grup Musik: APRIL

Kasus: Zona Hijau

Partai Terkait

IHSG Tiba-Tiba Jadi Hijau, 4 Saham Ini Jadi Pendorongnya

25 Mei 2023 : 07.18 Views 4

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

IHSG Tiba-Tiba Jadi Hijau, 4 Saham Ini Jadi Pendorongnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup di zonah hijau pada perdagangan Rabu (24/5/2023), setelah sempat bergerak volatil sepanjang perdagangan hari ini.

Hingga akhir perdagangan hari ini, IHSG menguat 0,14% ke posisi 6,745,804. Meski menguat, tetapi IHSG masih bertahan di zona psikologis 6.700.

Secara sektoral, sektor teknologi menjadi penopang terbesar IHSG pada akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 1,54%.

-

-

Selain itu, beberapa saham turut membantu IHSG sehingga indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut berhasil ditutup di zona hijau.

Berikut saham-saham yang menopang IHSG di sesi II hari ini.

Emiten Kode Saham Indeks Poin Harga Terakhir Perubahan Harga Telkom Indonesia TLKM 14,56 4.160 2,97% Bank Rakyat Indonesia BBRI 12,26 5.600 1,82% Astra International ASII 3,51 6.675 1,14% DCI Indonesia DCII 1,28 36.000 3,23%

Sumber: Refinitiv

Saham emiten telekomunikasi BUMN yakni PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menjadi penopang terbesar IHSG pada hari ini, yakni mencapai 14,5 indeks poin.

Selain saham TLKM, saham emiten perbankan raksasa dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga menjadi penopang terbesar kedua hari ini, yakni sebesar 12,3 indeks poin.

IHSG berhasil rebound setelah bergerak seperti 'roller coaster' sepanjang perdagangan hari ini, meski penguatannya cenderung terbatas.

Namun, IHSG berhasil menguat di tengah koreksinya mayoritas bursa Asia-Pasifik pada hari ini dan bursa Amerika Serikat (AS) kemarin.

Sebelumnya, kekhawatiran pasar akan mandeknya pembahasan pagu utang AS membuat IHSG sempat terbebani dan membuat IHSG cenderung 'galau'.

Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR AS Kevin McCarthy belum mencapai kesepakatan mengenai peningkatan plafon utang sebesar US$ 31,4 triliun. Gagal bayar (default) pun semakin dekat dan hal ini dapat berdampak negatif pada ekonomi global, termasuk Indonesia.

Pertemuan terakhir antara kedua belah pihak menegaskan pentingnya mencapai kesepakatan bipartisan untuk menghindari default. Namun, terdapat perbedaan pendapat yang signifikan antara Partai Demokrat yang dipimpin oleh Biden dan Partai Republik yang diperkuat oleh McCarthy.

Para analis ekonomi khawatir akan dampak kegagalan negosiasi ini. Jika AS gagal bayar, ekonomi global diperkirakan akan terganggu secara signifikan. Dampaknya termasuk peningkatan biaya pembiayaan dan suku bunga pinjaman yang dapat mempengaruhi perbankan global, termasuk Indonesia.

Meskipun demikian, ada pandangan yang berbeda di kalangan ekonom. Beberapa ahli berpendapat bahwa gagal bayar AS tidak akan berdampak signifikan pada industri perbankan Indonesia.

Mereka menyoroti margin bunga bersih yang tinggi dan rasio kecukupan modal yang kuat pada sektor perbankan Indonesia.

Di lain sisi, investor cenderung wait and see menanti pengumuman hasil RDG BI pada Kamis besok. BI diproyeksi akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75%.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memproyeksi bank sentral Tanah Air tersebut akan kembali menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).

Dari 12 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, semuanya memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 5,75%.

Suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.

Kubu MH Thamrin sudah mengerek suku bunga sebesar 225 bps dari 3,50% pada Juli 2022 menjadi 5,75% pada Januari tahun ini.

Suku bunga kemudian dipertahankan pada level tersebut pada pertemuan Februari, Maret, dan April.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


[-]

-

Asing Borong Big Cap, IHSG Mendadak Hijau di Detik Terakhir
(chd/chd)

Sentimen: negatif (94.1%)