Penetrasi Rendah, Sun Life Hadir untuk Finansial Masa Depan
CNNindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Penetrasi asuransi di Asia seperti Indonesia masih sangat rendah. Berdasarkan data, pengaduan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait dengan produk unit link meningkat dalam beberapa tahun ini.
Berdasarkan data pada 2019, ada 360 pengaduan dan tahun berikutnya melonjak 65 persen menjadi 593 kasus. Akibatnya, ada 2,4 juta pelanggan menutup asuransi sebagai akibatnya. Kemudian pada 2022, kasus lebih lanjut muncul pada produk unit link lainnya.
Oleh sebab itu, butuh upaya meningkatkan literasi keuangan agar masyarakat mampu memilih produk dan layanan jasa keuangan. Tentunya yang sesuai kebutuhan serta terhindar dari aktivitas investasi pada instrumen keuangan yang tidak jelas.
Melihat masalah ini, Sun Life hadir memberikan solusi kepada masyarakat di Indonesia. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 masyarakat sangat memerlukan polis asuransi karena biaya pengobatannya cukup tinggi.
"Kami ingin tindakan kami berkontribusi pada dunia yang lebih berkelanjutan, lebih sehat, dan memiliki dampak positif pada nasabah kami," ujar Kevin Strain selaku President & CEO Sun Life dalam keterangannya, Selasa (30/8).
Kevin menjelaskan, Sun Life telah mendapatkan tempat di Global 100 Perusahaan Paling Berkelanjutan di Dunia 2022 dari Corporate Knights. Sun Life kata dia, juga sepenuhnya menanamkan Environmental, Social and Governance (ESG) ke dalam proses dan keputusan investasi dan memperkenalkan peluang investasi ESG untuk nasabahnya.
Saat ini Sun Life, kata dia, memiliki lebih dari $65 miliar dalam investasi berkelanjutan yang menggabungkan aset terutama melalui akun umum dan investasi Klien Manajemen SLC. Tujuannya adalah menghasilkan $20 miliar dalam investasi baru dari 2021-2025 dalam aset dan bisnis yang mendukung transisi ke ekonomi rendah karbon dan lebih inklusif.
"Asuransi memainkan peran penting dalam kebangkitan ekonomi Asia dengan mendukung pertumbuhan cepat kelas menengah Asia, menyediakan akses ke perawatan kesehatan, berinvestasi dalam proyek infrastruktur besar, dan menyediakan lapangan kerja," kata dia.
Sementara President Sun Life Asia Ingrid Johnson mengatakan, pihaknya hadir di Indonesia untuk membantu keluarga Indonesia merencanakan dan menabung untuk masa depan finansial dan mencapai tujuan guna keamanan dan kemakmuran finansial seumur hidup.
Hal ini, lanjut dia, karena Sun Life ingin menjadi yang terdepan dalam inovasi, memudahkan nasabah untuk terhubung dengan pihaknya dan mengantisipasi kebutuhan mereka.
"Sun Life memperkenalkan ekosistem layanan berbasis digital, Sun Virtual Care. Nasabah dapat menggunakan WhatsApp untuk mengakses Layanan Nasabah kami. Mereka mendapatkan pengalaman yang sama seolah-olah mereka mengunjungi Pusat Layanan Nasabah secara langsung," ujar dia.
Selain itu, ada juga bantuan real-time dari Sun Life Client Service Officer, termasuk opsi untuk konferensi video virtual untuk percakapan mereka. "Klien juga dapat mengirimkan dokumen, meminta formulir elektronik, dan melakukan pembayaran," ujarnya.
Hal senada disampaikan Presiden Direktur Sun Life Indonesia Elin Waty. Kata dia, Sun Life Indonesia telah beroperasi selama lebih dari 27 tahun yang bertujuan untuk membantu keluarga Indonesia mencapai kemapanan finansial seumur hidup dan menjalani kehidupan yang lebih sehat.
"Saat ini penetrasi asuransi di Indonesia saat ini masih relatif rendah, karena beberapa kendala seperti literasi keuangan dan kesadaran masyarakat," kata dia.
Untuk itu, Sun Life Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan pasar asuransi dan membuat asuransi dapat diakses dan dipahami. Sun Life memiliki strategi saluran multi-distribusi yang kuat, termasuk Agency (Konvensional dan Syariah), Distribusi Kemitraan (Bancassurance), dan Saluran Distribusi Alternatif.
(inh/inh)Sentimen: positif (99.9%)