Sentimen
Negatif (99%)
23 Mei 2023 : 00.10
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Washington

Tokoh Terkait

Kata Sakti Powell Manjur, Rupiah Langsung Libas Dolar!

23 Mei 2023 : 00.10 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Kata Sakti Powell Manjur, Rupiah Langsung Libas Dolar!

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua bank sentral Amerika Serikat (The Fed) Jerome Powell yang berbicara pada Jumat pekan lalu membuat rupiah langsung menguat pada awal perdagangan Senin (22/5/2023).

Melansir data Refintiv, begitu perdagangan dibuka rupiah langsung menguat 0,2% ke Rp 14.890/US$.

Powell yang berbicara pada konferensi moneter di Washington mengatakan suku bunga tidak akan setinggi perkiraan pasar.

-

-

"Kebijakan stabilitas keuangan membantu menenangkan kondisi perbankan. Di sisi lain, perkembangan sektor perbankan berkotribusi pada kondisi kredit yang lebih ketat dan cenderung membebani pertumbuhan ekonomi, perekrutan tenaga kerja dan inflasi," kata Powell sebagaimana dikutip CNBC International, Jumat (19/5/2023).

"Hasilnya, suku bunga kemungkinan tidak perlu naik setinggi yang seharusnya dilakukan untuk mencapai target kami," tambah Powell.

Meski demikian, ia menegaskan langkah ke depannya masih dipenuhi ketidakpastian. Indeks dolar AS yang sebelumnya sangat kuat berbalik turun 0,37% pada Jumat lalu, dan berlanjut pada 0,13% perdagangan Senin (22/5/2023).

Pasar saat ini melihat probabilitas kenaikan suku bunga pada bulan depan hanya 10%, turun dari sebelumnya yang sempat mencapai 30%, melansir data FedWatch milik CME Group. Probabilitas kenaikan suku bunga tersebut sangat volatil belakangan ini akibat rilis data tenaga kerja yang masih kuat, sementara inflasi dalam tren menurun.

Powell juga menyebut masalah inflasi pada pekan lalu. Menurutnya inflasi masih terlalu tinggi, dan kegagalan membawa turun dengan cepat bisa memberikan penderitaan yang panjang bagi warga Amerika Serikat.

"Kami pikir kegagalan menurunkan inflasi tidak hanya berdampak pada penderitaan yang panjang, tetapi juga meningkatkan biaya sosial untuk mencapai stabilitas harga, menyebabkan kerugian yang lebih besar bagi rumah tangga maupun dunia usaha," ujar Powell.

Ia mengatakan The Fed bertujuan untuk menghindari hal tersebut, dan terus berusaha untuk mencapai target inflasi sebesar 2%.

Inflasi AS pada April dilaporkan tumbuh 4,9% year-on-year (yoy) lebih rendah dari ekspektasi ekonom sebesar 5%. Inflasi inti yang tidak memasukkan sektor energi dan makanan dalam perhitungan tumbuh 5,5%, lebih rendah dari bulan sebelumnya 5,6% tetapi sesuai ekspektasi.

Sementara itu beberapa pejabat elit The Fed masih bersikap hawkish pekan lalu. Presiden The Fed wilayah Richmond Thomas Barkin misalnya menyatakan ia masih "nyaman" jika suku bunga kembali dinaikkan untuk menurunkan inflasi. Hal tersebut diungkapkan setelah rilis data penjualan ritel yang masih kuat, menjadi indikasi inflasi akan sulit untuk turun.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


[-]

-

Video: Menguat Lebih Dari 1%, Rupiah Tembus Rp 14.985/USD
(pap/pap)

Sentimen: negatif (99.9%)