Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: BRI, Bank Mandiri
Grup Musik: APRIL
Kasus: zona merah
Tokoh Terkait
Penutupan Sesi I Hari Ini, IHSG Menguat 0,4%
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah dibuka di zona merah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sesi I, Senin (22/5/23) kembali ke zona psikologis 6.700 tepatnya menguat signifikan atau 0,40% menjadi 6.727,04. Fokus utama pasar saat ini mengarah ke Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI).
Hingga istirahat siang ini, 267 saham naik, 249 saham turun, sedangkan 204 lainnya stagnan.
Perdagangan juga mencatatkan sebanyak 10,6 miliar saham berpindah tangan sebanyak 857.000 kali, dengan nilai perdagangan yang mencapai Rp 5,15 triliun.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via Refinitiv, mayoritas sektor menguat dengan konsumen non-primer tercatat sebagai yang paling menguntungkan, dengan kenaikan sebesar 0,42%.
Adapun lima top movers IHSG pada sesi I kali ini antara lain, Bank Mandiri menguat 2,46%, Bank Rakyat Indonesia menguat 0,93%, Astra International naik 1,93%, Charoen Pokphand Indonesia dan United Tractors masing-masing melesat 4,12% dan 3,97%.
Adapun perhatian para pelaku pasar kini tertuju pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang akan berlangsung pada 24-25 Mei 2023. Keputusan yang akan diambil oleh Bank Indonesia dalam rapat tersebut menjadi hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh para investor.
Sejauh ini, para ekonom memproyeksikan bahwa Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga di level 5,75% pada pengumuman hasil RDG yang akan dilakukan pada Kamis, 25 Mei. Bank Indonesia telah menahan suku bunga kebijakan sejak kenaikan terakhir pada bulan Januari lalu. Kenaikan suku bunga tersebut telah dilakukan sebanyak 225 basis poin sejak tahun lalu, dengan tujuan untuk mengendalikan inflasi dan mempertahankan target inflasi pada paruh kedua tahun 2023.
Namun, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung, mengungkapkan bahwa masih terlalu dini bagi Bank Indonesia untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga, meskipun inflasi sudah mulai melandai. Dalam wawancara dengan Reuters pada tanggal 15 Mei, Juda Agung menyatakan, "Masih terlalu dini untuk mengatakan kapan kami [Bank Indonesia] akan memangkas suku bunga. Ya, inflasi inti bahkan sudah lebih rendah dari 3%. Tapi tentu saja masih ada beberapa risiko."
Di sisi lain, pasar juga akan melihat ke Amerika Serikat (AS) untuk mencari petunjuk terkait kebijakan suku bunga. The Federal Reserve (The Fed) akan merilis risalah rapat FOMC bulan lalu, yang akan memberikan wawasan tentang kebijakan suku bunga dalam rapat mendatang. Selain itu, akan ada rilis data indeks belanja konsumsi perorangan (Personal Consumption Expenditures/PCE) inti AS per April oleh Biro Analisis Ekonomi (BEA) AS. Data PCE inti ini menjadi acuan inflasi favorit The Fed. Hasil rilis data ini juga akan mempengaruhi kemungkinan kenaikan suku bunga dalam rapat tengah Juni.
Selain faktor-faktor tersebut, masalah plafon utang juga masih akan menjadi sentimen pasar pekan depan. Jika pagu utang dilanggar atau dicabut, Wall Street berpotensi akan mengalami volatilitas yang
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
[-]
-
Fantastis, Usai Jatuh Bangun Akhirnya IHSG Melesat Lebih 3%(mkh/mkh)
Sentimen: negatif (87.7%)