Sentimen
Negatif (99%)
22 Mei 2023 : 06.24
Tokoh Terkait

Perhatian! Ada Pengumuman Suku Bunga BI & The Fed Pekan Ini

22 Mei 2023 : 06.24 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Perhatian! Ada Pengumuman Suku Bunga BI & The Fed Pekan Ini

Pasar saham dan rupiah masih menunggu katalis baru dari tekanan yang terjadi akhir-akhir ini Wall Street tertekan di perdagangan Jumat di tengah negosiasi plafon utang, tetapi tetap mampu membukukan kenaikan sepekan Keputusan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI), risalah The Fed, hingga data PCE AS akan menjadi perhatian utama investor di pekan ini.

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah mengalami nasib yang sama, yakni sama-sama keok selama pekan lalu.

Mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup di posisi 6.700,56 pada Jumat (19/5/2023). Dalam perdagangan 4 hari pada minggu lalu (libur Kenaikan Isa Almasih pada 18 Mei) IHSG turun hingga 0,82%.

Penguatan IHSG selama 2 hari pada Senin (15/5) dan Jumat (19/5) tidak mampu mengimbangi penurunan IHSG selama Selasa (16/5) dan Rabu (17/5).

-

-

Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (net sell) Rp1,62 triliun di pasar reguler selama minggu lalu.

Saham big cap TLKM menjadi sasaran utama asing dengan nilai net sell Rp675,8 miliar pada periode tersebut. Harga saham TLKM pun turun 1,71%.

Saham BBCA juga terkena net sell Rp602,1 miliar, tetapi harga saham tetap naik 1,98% dalam sepekan.

Sementara, dua saham BUMN raksasa BMRI dan BBNI masing-masing mengalami net sell Rp378 miliar dan Rp144,4 miliar. Saham BMRI turun 0,49% dan saham BBNI melorot 3,55% pekan lalu.

Tidak ketinggalan, saham ADRO juga dilepas asing hingga Rp143,7 miliar dengan penurunan saham hingga 13,93% dalam sepekan.

Raksasa batu bara lainnya, macam ITMG juga turun tajam hingga 12,64% selama pekan lalu, INDY (-11,43%), ADMR (-10,22%), PTBA (-9,30%), UNTR (-6,14%), dll.

Permasalahan plafon utang AS menjadi sentimen utama pasar saham sepanjang pekan lalu. Kendati demikian, di tengah ribut-ribut masalah utang, pernyataan Ketua bank sentral AS The Fed Jerome Powell pada Jumat waktu AS sedikit meredakan kecemasan investor.

Powell mengatakan suku bunga mungkin tidak harus naik sebanyak yang diperkirakan sebelumnya karena kondisi kredit yang lebih ketat setelah gejolak sektor perbankan.

Semenetara mata uang rupiah sepanjang pekan ini terpantau merana karena kalah melawan dolar Amerika Serikat (AS) dan kini nyaris kembali menyentuh level psikologis Rp 15.000/US$.

Melansir dari Refinitiv pada pekan lalu, rupiah ambles 1,19% secara point-to-point (ptp) di hadapan dolar AS.

Pada perdagangan Jumat (19/5/2023), rupiah ditutup melemah 0,4% ke Rp 14.920/US$. Rupiah hampir mendekati kembali level psikologis Rp 15.000/US$.

Secara harian sepanjang pekan lalu, IHSG tidak sekalipun mencetak penguatan dan konsisten mengalami koreksi. Dolar AS yang kembali perkasa menjadi penyebab rupiah lesu pada minggu lalu.

Hal ini terlihat dari indeks dolar, indeks yang mengukur seberapa kuat The Greenback terhadap enam mata uang asing.

Sepanjang pekan lalu, indeks dolar AS menguat 0,5%. Pada perdagangan Jumat lalu, indeks dolar AS berada di posisi 103,198.

Dolar menguat setelah pasar berbalik arah dalam memproyeksi kebijakan bank sentral AS The Fed.

Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, saat itu, pasar melihat ada probabilitas sebesar 36,7% suku bunga akan dinaikkan 25 basis poin menjadi 5,25% - 5,5% pada bulan depan.

Namun, data terbaru dari FedWatch menunjukkan bahwa ada probabilitas sebesar 82,6% suku bunga akan ditahan di level terkini, sedangkan 17,4% dinaikan sebesar 25 basis poin menjadi 5,25% - 5,5% pada bulan depan.

Sikap The Fed saat ini masih cenderung beragam dalam menyikapi kebijakan suku bunga acuan, karena faktor pendukungnya pun masih cenderung beragam.

Data tenaga kerja yang masih cukup kuat, tetapi dari data ekonomi lainnya mulai ada tanda-tanda mengalami kelesuan. Selain itu, pasar menduga bahwa tingkat kredit di AS sekarang sudah cukup ketat.

Sentimen: negatif (99.1%)