Pengamat Tata Kota Sebut Tak Ada Perbedaan Drainase Vertikal dan Sumur Resapan
Liputan6.com Jenis Media: Regional
Liputan6.com, Jakarta - Pengamat tata kota Universitas Trisakti, Nirwono Yoga mengatakan tak ada perbedaan mendasar antara drainase vertikal dan sumur resapan. Nirwono menilai, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencoba menggunakan istilah yang berbeda.
"Pada dasarnya sumur resapan dan drainase vertikal sebenarnya tidak berbeda, hanya beda istilah saja," kata Nirwono dalam keterangan tertulis, Rabu (17/5/2023).
Nirwono menjelaskan drainase vertikal akan lebih efektif jika dibuat pada tepi jalan, tepatnya di sisi saluran air khususnya pada lokasi yang kerap terjadi genangan atau rawan banjir kala hujan.
"Drainase vertikal dapat dapat pula dibangun dalam saluran air di kiri - kanan jalan yg sering tergenang," ungkap Nirwono.
Dia menyarankan pemerintah kota (Pemkot) Jakarta Selatan untuk tidak membuat drainase vertikal di atas trotoar atau pedestrian. Menurut dia, drainase vertikal bisa merusak fasilitas pejalan kaki.
Selain itu, Nirwono menyebut drainase vertikal yang dibangun di trotoar tidak akan berfungsi dengan baik untuk mengatasi banjir yang mengenangi Ibu Kota. Terutama, kata saat curah hujan lebat.
"Di atas trotoar yg tidak berfungsi efektif sama sekali saat hujan lebat," katanya.
Sebelumnya, Suku Dinas (Sudin) Sumber Daya Air Jakarta Selatan membuat program untuk membangun sekitar 200 unit drainase vertikal atau sumur resapan di wilayah Jakarta Selatan dalam rangka antisipasi banjir dan genangan.
Sentimen: positif (40%)