Sentimen
Positif (50%)
15 Mei 2023 : 07.26

Alasan Jokowi Tolak Pesanan Beras Jutaan Ton dari China dan Arab Saudi

15 Mei 2023 : 14.26 Views 1

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Alasan Jokowi Tolak Pesanan Beras Jutaan Ton dari China dan Arab Saudi
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku pernah diminta China memasok kebutuhan beras Negeri Tirai Bambu sebanyak 2,5 juta ton. Ia juga mengaku pernah diminta memasok kebutuhan beras Arab Saudi sebanyak 1.000 ton.

Tapi, ia belum berani memenuhi permintaan dari dua negara tersebut karena masih berhati-hati dengan ancaman krisis pangan di sejumlah negara.

"Kemarin dari China minta beras 2,5 juta ton, Arab Saudi minta 1.000 ton beras. Saat ini kita belum berani, kita setop dulu," imbuh Jokowi saat memberi arahan kepada KADIN Provinsi se-Indonesia di Jakarta Timur, Selasa (23/8).

-

-

Jokowi mengatakan stok beras Indonesia memang sudah aman. Hal itu terbukti dari International Rice Research Institute (IRRI) yang memberikan penghargaan terhadap Indonesia lantaran dalam tiga tahun terakhir mampu mencapai swasembada beras secara berturut-turut.

Kendati demikian, ia ingin Indonesia tetap hati-hati karena saat ini beberapa negara menghadapi kesulitan pangan. Oleh karena itu, ia mengaku belum berani memenuhi permintaan dari Arab Saudi dan China tadi.

Namun, kata dia, jika produksi beras Indonesia sudah meningkat signifikan, maka tidak menutup kemungkinan RI bakal ekspor Arab Saudi dan China. Karenanya, Jokowi meminta anggota Kadin melihat peluang tersebut.

"Tapi begitu produksi melompat karena bapak ibu ke situ (produksi beras), bisa saja kita terjun ke situ dengan harga yang sangat visible sangat baik," kata Jokowi.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) mengatakan China mengajukan impor beras dari Indonesia sebanyak 2,5 juta ton dalam setahun.

Namun, Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengaku mendapatkan arahan dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa Indonesia hanya mampu mengekspor beras sekitar 100 ribu ton dalam setahun.

"Kemudian arahan pimpinan (menteri pertanian) maksimal untuk mengamankan dalam negeri, nanti ekspor maksimal seratus-an ribu ton saja," jelas Suwandi.

[-]

(dzu/agt)

[-]

Sentimen: positif (50%)