Emiten Gas Tommy Soeharto Bidik Laba Segini, Emang Bisa?
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten distribusi gas alam cair (liquified natural gas/LNG) milik Tommy Soeharto PT GTS Internasional (GTSI) memproyeksikan laba bersih di tahun 2023 mencapai sekitar US$4 juta atau sekitar Rp59,2 miliar (Rp14.802/US$), di tengah lonjakan laba tahun lalu.
Diketahui, laba bersih GTSI mengalami peningkatan sebesar 143,03% sepanjang tahun 2022. Di tahun 2021, GTSI mencatatkan rugi sebesar US$11,91 juta atau setara Rp176,3 menjadi laba sebesar US$5,12 juta atau setara Rp75,8 juta.
Hal ini ditopang pendapatan perseroan per 31 Desember 2022 yang naik menjadi sebesar US$ 41.2 juta, lebih tinggi 34,03% dibandingkan 2021 sebesar US$30.7 juta.
Per segmen usaha, pendapatan Perseroan juga mulai membaik di tahun 2022 yang mengindikasikan bahwa langkah strategis yang telah dirumuskan dan diimplementasikan oleh Direksi sejak awal tahun 2022 telah membuahkan hasil yang diharapkan
Meski begitu, Direktur GTSI Dandun Widodo menyatakan, kinerja botom line perusahaannya di tahun 2023 ini akan sedikit mengalami kotraksi meski angkanya tidak akan besar.
"Banyak, dari US$5,1 juta ke US$4 juta, (penurunannya) tidak sampai 20%," tutur Dandun, pada acara Media Gathering GTSI, di Jakarta, Jumat, (12/5/2023).
Penurunan ini bukan tanpa alasan, Dandun mengatakan, dua kapal yang menjadi penopang operasinya (backbone) akan melakukan docking, atau peremajaan di bengkel. Artinya, pembayaran sewa akan terhambat selama 2 bulan.
"ketika kita docking, bahan baku kapalnya harus dibebankan kepada kita, kalau lagi operating itu kan dibebankan kepada penyewa. Ketika docking jadi beban kita. Ini kenapa botoom line kita akan turun sedikit dari 2022," kata dia.
Dandun menambahkan, GTSI selama 2022 berada dalam posisi keuangan yang aman, dengan total asset sebesar US$123.8 juta di tahun 2022. Hal ini didukung dengan Ekuitas Perseroan juga menguat di tahun 2022 menjadi US$56.962.210, meningkat sebesar 18,55% dari US$48.049.953 di akhir tahun 2021.
Arus kas Perseroan juga menguat di tahun 2022, dengan kas dan setara kas di awal tahun 2022 sebesar US$13.5 juta menjadi US$20.3 juta di akhir tahun buku 2022. Profitabilitas Perseroan juga berhasil naik secara signifikan dengan net profit margin di 2021 sebesar -39%, di akhir 2022 tercatat mengalami
perbaikan hingga 12%.
Likuiditas Perseroan juga masih tetap terjaga di tahun 2022 dengan rasio lancar sebesar 117,89% dan rasio liabilitas terhadap ekuitas sebesar 117,34%. Meski begitu, aset Perseroan mengalami penurunan sebesar 3,79% di tahun 2022 menjadi US$123.8 jutua yang utamanya disebabkan oleh penurunan akun aset tidak lancar yang memiliki porsi dominan terhadap komposisi aset Perseroan.
Aset tidak lancar tahun 2022 menurun 23,60% dari tahun sebelumnya, disebabkan reklasifikasi akun asset hak guna - neto. Nilai liabilitas di tahun 2022 mengalami penurunan sebesar 17,11% menjadi US$66.8 juta yang utamanya disebabkan oleh penurunan akun liabilitas jangka panjang yang memiliki porsi dominan terhadap komposisi liabilitas Perseroan.
Liabilitas jangka panjang tahun 2022 turun 47,82% utamanya karena tanggal 31 Desember 2022 Perseroan mengklasifikasikan seluruh liabilitas sewa kapal menjadi liabilitas tersedia untuk dijual. Selain itu, Perseroan telah melunasi liabilitas sewa kendaraan pada bulan Juli 2022.
Sementara itu, liabilitas jangka pendek mengalami peningkatan sebesar 40,30% menjadi US$39.42 juta yang disebabkan oleh Perseroan melakukan reklasifikasi liabilitasnya ke dalam akun liabilitas tersedia untuk dijual.
Ekuitas Perseroan per tanggal 31 Desember 2022 tercatat sebesar US$56.9 juta atau naik sebesar 18,55% dibandingkan pencapaian tahun 2021 yang disebabkan oleh peningkatan penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi.
Perseroan per tanggal 31 Desember 2022 mencatat peningkatan nilai pendapatan sebesar 34,03% menjadi US$41.2 juta dibandingkan kinerja tahun 2021 sebesar US$30.7 juta. Hal ini disebabkan oleh peningkatan seluruh komponen pendapatan termasuk jasa sewa kapal dan pengelolaan kapal. Perseroan sementara itu mencatat penurunan beban pokok pendapatan sebesar 15,22% menjadi USD26.693.670.
[-]
-
Allo Bank (BBHI) Catat Kenaikan Laba 40%, Pendapatan 221%
(Mentari Puspadini/ayh)
Sentimen: negatif (88.7%)