Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Perang Dunia II
Tokoh Terkait
2 Miliarder Berusia Seabad Ini Skeptis Terhadap AI, Lebih Percaya Kecerdasan Kuno
Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi
Liputan6.com, Jakarta Investor sekaligus miliarder berusia hampir seabad Warren Buffett dan Charlie Munger punya argumen sendiri mengenai kecerdasan buatan atau AI. Keduanya merasa skeptis dan berpikir bahwa kecerdasan kuno bekerja dengan lebih baik.
Selama pertemuan tahunan pemegang saham Berkshire Hathaway tahun ini, dua eksekutif puncak menyatakan keraguannya ketika ditanya tentang cara robotika dan pengembangan AI akan berdampak pada pasar saham dan masyarakat secara keseluruhan.
“Saya pribadi skeptis terhadap beberapa hype yang masuk ke kecerdasan buatan,” kata Munger seperti dilansir CNBC, Rabu (10/5/2023). “Saya pikir kecerdasan kuno bekerja dengan cukup baik.”
Warren Buffett mengatakan bahwa Bill Gates sebagai salah satu pendiri Microsoft sekaligus teman dekatnya telah membantunya mencoba AI chatbot ChatGPT. Meski teknologinya melakukan “hal-hal luar biasa”, dia masih memiliki kekhawatiran.
“Ketika sesuatu dapat melakukan segala macam hal, saya menjadi sedikit khawatir karena saya tahu kita tidak akan dapat membatalkan penemuannya,” kata Buffett.
Jadi, salah satu kekhawatiran Buffett adalah masayrakat mungkin belum menyadari konsekuensi tak terduga dari meluncurkan teknologi baru ini ke masyarakat. Dia menggunakan pembuatan bom atom sebagai contoh. Dia berkata, senjata itu ditemukan dengan tujuan tertentu selama Perang Dunia II, tetapi ada pertanyaan tentang apakah itu “baik untuk 200 tahun mendatang di dunia.”
Buffett sebelumnya mempertanyakan teknologi AI, seperti ChatGPT bermanfaat bagi masyarakat atau tidak. Akan tetapi, juga mengatakan bahwa teknologi tersebut berada di luar bidang keahliannya.
Di samping itu, Munger pun menganggap bahwa kecerdasan buatan sebagai “berkah campuran”. Meskipun AI itu penting, ada juga “banyak hype gila” di sekitarnya dan teknologinya tidak akan bisa “melakukan semua yang kita inginkan,” katanya kepada CNBC pada Februari.
“Kecerdasan buatan tidak akan menyembuhkan kanker,” tambahnya.
Sentimen: positif (79.5%)