Sentimen
Negatif (64%)
8 Mei 2023 : 17.59

Bapak AI Sebut ChatGPT Lebih Bahaya dari 'Kiamat'

8 Mei 2023 : 17.59 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno

Bapak AI Sebut ChatGPT Lebih Bahaya dari 'Kiamat'

Jakarta, CNBC Indonesia - Teknologi kecerdasan buatan (AI) lebih membahayakan peradaban manusia ketimbang 'kiamat' pemanasan global. Hal tersebut diungkap Bapak AI atau kerap dipanggil 'Godfather of AI', Geoffrey Hinton.

Baru-baru ini, Hinton mengundurkan diri dari Google setelah satu dekade mengembangkan produk AI di raksasa teknologi tersebut. Ia mengatakan ingin lebih banyak berbicara soal ancaman AI tanpa khawatir akan dampaknya ke Google.

Segera setelah hengkang dari Google, ia banyak diwawancara untuk membahas masa depan AI. Menurut dia, teknologi tersebut memiliki banyak risiko.

-

-

"Saya tak bermaksud mengatakan bahwa perubahan iklim tak berbahaya. Tentu saja fenomena itu adalah masalah yang krusial. Namun, menurut saya AI pada akhirnya menjadi masalah yang lebih mendesak," kata dia, dikutip dari Reuters, Senin (8/5/2023).

Lebih lanjut, ia mengatakan perubahan iklim memiliki indikator solusi yang jelas. Penyebabnya adalah emisi karbon, sehingga manusia harus mengurangi produksi CO2.

"Untuk AI, tak ada kejelasan seperti itu. Anda tak tahu apa yang harus dilakukan untuk mencegah risikonya," ia menuturkan.

Meski sadar akan bahaya AI, Hinton tak setuju dengan gerakan Elon Musk Cs untuk menangguhkan penelitian soal teknologi canggih tersebut. Menurut dia, langkah itu tak realistis.

"Yang harus dilakukan adalah mengerahkan banyak sumber daya untuk mencari tahu apa yang bisa kita lakukan," kata dia.

Pekan lalu, Presiden AS Joe Biden memanggil beberapa raksasa teknologi yang mengembangkan AI untuk memberikan arahan soal pengembangan produk mereka. Biden meminta produk AI harus transparan dan dibangun dengan tanggung jawab moral untuk keamanan publik.

"Bos teknologi memahami sistem kerja AI. Pemerintah juga harus terlibat dalam pengembangannya. Teknologi ini mempengaruhi kita semua, jadi kita harus sama-sama memikirkannya," ia memungkasi.

Sentimen: negatif (64%)