Lagu God Save the King yang berkumandang di Anfield tenggelam ditelan yel-yel dan sorakan dari suporter Liverpool. Aksi itu merupakan bentuk perlawanan terhadap penobatan Charles III sebagai raja baru Inggris.

Bersamaan dengan upacara naik takhta yang berlangsung pada Sabtu (6/5/2023), Premier League meminta tim-tim yang menjadi tuan rumah laga akhir pekan ini untuk ikut menandai seremoni tersebut, termasuk Liverpool yang menjamu Brentford.

Kota tersebut diketahui punya sejarah buruk dengan kerajaan, sehingga keputusan untuk menyanyikan lagu kebangsaan membuat suporter berang. Meski demikian, pihak klub juga tak melarang atribut protes untuk masuk ke dalam stadion.

-

-

Saat God Save the King diputar, segera suara-suara suporter langsung membahana di dalam stadion. Dalam laga yang disiarkan televisi itu, terlihat spanduk dan poster penolakan diangkat tinggi-tinggi.

Salah satunya berbunyi 'not my king', penegasan bahwa mereka tak mengakui Charles III. Ada pula yang mengangkat kertas bertuliskan 'only one king' beserta foto Kenny Dalglish di sampingnya, mengklain bahwa hanya eks penyerang Liverpool itu yang mereka anggap sebagai raja.

Di lapangan, tak ada satu pun pemain yang ikut menyanyikan God Save the King, termasuk Trent Alexander-Arnold yang tak pernah melakukannya saat berseragam Timnas Inggris. Andy Robertson yang berkebangsaan Skotlandia juga diam saja layaknya 'para pemain asing' yang menghormati prosesi itu.

Di bangku cadangan, hanya Jordan Henderson yang terlihat berkomat-kamit ikut bernyanyi. Begitu lagu kebangsaan selesai diputar dan berganti menjadi lagu You'll Never Walk Alone yang merupakan lagu khas Liverpool.

Terkait aksi-aksi tersebut, Liverpool menegaskan bahwa setiap suporter punya pilihan pribadi dalam penobatan Charles III sebagai raja Inggris. Sementara manajer Juergen Klopp lebih bersikap diplomatis, menyebut bahwa sebagai orang Jerman, ia tak punya pendapat kuat soal itu.