Sentimen
Negatif (96%)
6 Mei 2023 : 17.30
Tokoh Terkait

Kecerdasan Buatan Lebih Mengancam Ketimbang Perubahan Iklim

6 Mei 2023 : 17.30 Views 3

Detik.com Detik.com Jenis Media: Tekno

Kecerdasan Buatan Lebih Mengancam Ketimbang Perubahan Iklim
Jakarta -

Pionir kecerdasan buatan (AI) Geoffrey Hinton baru saja meninggalkan Google agar bisa buka-bukaan soal ancaman teknologi tersebut. Ia bahkan mengatakan ancaman AI terhadap masa depan manusia lebih berbahaya ketimbang perubahan iklim.

"Saya tidak ingin meremehkan perubahan iklim. Saya tidak ingin mengatakan, 'Anda tidak perlu khawatir tentang perubahan iklim.' Itu juga risiko yang sangat besar. Tapi saya pikir ini akan jadi lebih mendesak," kata Hinton dalam wawancara dengan Reuters, seperti dikutip detikINET, Sabtu (6/5/2023).

"Dengan perubahan iklim, sangat mudah untuk menyarankan apa yang harus Anda lakukan: anda cukup berhenti membakar karbon. Jika Anda melakukan itu, pada akhirnya semuanya akan baik-baik saja. Untuk ini, sama sekali tidak jelas apa yang harus Anda lakukan," sambungnya.

-

-

Hinton dikenal sebagai sosok yang penting dalam pengembangan AI. Pada tahun 2018, ia ikut menulis makalah bertajuk 'Learning representations by back-propagating errors', makalah penting dalam pengembangan jaringan neural yang mendukung teknologi AI.

Pada tahun 2018, ia dianugerahi Turing Award atas jasanya dalam terobosan penelitian AI. Setelah satu dekade bekerja di Google, Hinton mundur dari posisinya dan kini menjadi salah satu petinggi teknologi yang khawatir terhadap kemajuan AI.

Beberapa waktu yang lalu, Elon Musk dan ribuan orang lainnya menandatangani petisi yang meminta penghentian pengembangan AI selama enam bulan. Meski khawatir dengan ancaman AI, Hinton tidak setuju dengan petisi tersebut.

"Ini sama sekali tidak realistis. Saya berada di kubu yang merasa ini adalah ancaman eksistensial, dan cukup dekat sehingga kita harus bekerja keras sekarang, dan mengerahkan banyak sumber daya untuk mencari tahu apa yang bisa kita lakukan," ujarnya.

Hinton juga mendukung campur tangan pemerintah di beberapa negara yang ingin meregulasi AI. Di Uni Eropa sejumlah regulator mengajak Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk membahas masa depan teknologi AI di pertemuan tingkat tinggi.

Sementara itu, Biden mengundang beberapa bos perusahaan AI, termasuk CEO Alphabet Sundar Pichai dan CEO OpenAI Sam Altman, ke Gedung Putih untuk membicarakan transparansi soal sistem AI-nya.

"Pemimpin teknologi yang paling memahami, dan politisi harus terlibat. Ini mempengaruhi kita semua, jadi kita semua harus memikirkan hal ini," jelas Hinton.

Simak Video "Tiga Prinsip Bill Gates Tentang AI"
[-]
(vmp/vmp)

Sentimen: negatif (96.8%)