Bamsoet Ingatkan Risiko Resesi RI di Tengah Lonjakan Inflasi
CNNindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan Indonesia berisiko kembali masuk ke jurang resesi di tengah lonjakan inflasi.
Hal ini tertera dalam survei Bloomberg beberapa waktu lalu. Dalam survei itu, risiko Indonesia masuk ke jurang resesi sebesar 3 persen.
Menurut Bambang, risiko itu sebenarnya jauh lebih rendah dari negara lain, seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang mencapai 40 persen hingga 55 persen. Lalu, risiko resesi rata-rata negara Asia Pasifik 20 persen hingga 25 persen.
Meski begitu, ia mengingatkan pemerintah agar tak lalai mengantisipasi risiko tersebut. Terlebih, inflasi sedang tinggi-tingginya sekarang.
"Kita tidak boleh lalai. Kenaikan inflasi dapat menjadi ancaman bagi perekonomian nasional," kata Bambang dalam Sidang Tahunan MPR RI, Selasa (18/8).
Inflasi RI tercatat tembus 4,94 persen secara tahunan pada Juli 2022. Bambang memproyeksi inflasi RI tembus 5 persen-6 persen pada Agustus 2022.
"Bahkan pada September 2022, kita (Indonesia) diprediksi menghadapi ancaman hiperinflasi dengan angka inflasi pada kisaran 10 persen hingga 12 persen," terang Bambang.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan risiko resesi Indonesia memang yang terkecil dibandingkan negara lain. Beberapa risiko resesi negara lain tembus 70 persen.
Sejauh ini, bendahara negara menilai ekonomi Indonesia masih cukup positif. Sebab, sektor keuangan RI lebih kokoh setelah kejadian krisis 2008-2009 lalu.
"Hal yang baik adalah semenjak krisis 2008-2009 krisis global, sektor keuangan kita relatif lebih prudent, sehingga mereka tangguh, NPL juga terjaga," papar Sri Mulyani.
Selain itu, Sri Mulyani mengatakan utang luar negeri pemerintah menurun. Begitu juga dengan utang korporasi yang semakin rendah.
"Artinya harus belajar dari krisis global 2008-2009, sektor korporasi, finansial, APBN, moneter, semuanya mencoba memperkuat diri sendiri pada saat hadapi risiko sekarang ini. Kita dalam situasi daya tahan masih lebih baik, makanya disebut rating lebih kecil," tutup Sri Mulyani.
[-]
(aud/bir)[-]
Sentimen: negatif (100%)