Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Tiongkok, New York
Kasus: PHK
Tokoh Terkait
Facebook Dituduh Bohongi Orangtua Soal Perlindungan Anak
Detik.com Jenis Media: Tekno
Facebook dituduh Komisi Perdagangan Federal (FTC) menyesatkan para orangtua terkait masalah perlindungan anak-anak dan pelanggaran privasi.
Dilansir dari New York Post, Kamis (4/5/2023), Komisi Perdagangan Federal (FTC) mengatakan bahwa Facebook ciptaan Mark Zuckerberg menyesatkan orang tua perihal kontrol mereka terhadap siapa saja yang dihubungi anak-anak di Messenger Kids. Facebook juga dinilai menipu tentang akses ke data pribadi oleh pihak developer, yang berarti mereka melanggar perjanjian tahun 2019 tentang privasi.
Usul perubahan FTC termasuk melarang Facebook menghasilkan uang dari data yang dikumpulkan dari pengguna di bawah 18 tahun, termasuk bisnis virtual reality. FTC juga meminta pembatasan penggunaan teknologi pengenalan wajah. Saham Meta turun sebanyak 2% setelah berita tersebut.
Meta merespon jika tindakan FTC adalah aksi politik, dan FTC gagal dalam melawan perusahaan Tiongkok, TikTok. "Kami akan melawan tindakan ini dengan penuh semangat dan berharap untuk menang," ujar Meta.
Facebook memiliki waktu 30 hari untuk merespons. Mereka dapat mengajukan banding atas keputusan komisi apapun ke pengadilan sidang.
"Ini adalah pernyataan yang sangat substansial dari FTC tentang apakah Meta telah memenuhi tugasnya untuk melindungi anak-anak atau tidak," kata Debra Willianson dari Insider Intelligence.
Williamson menambahkan jika 5,2% pengguna bulanan Facebook di AS berada di bawah 18 tahun. "Facebook telah berulang kali melanggar janji privasinya," ucap Samuel Levine, Direktur Biro Perlindungan Konsumen FTC.
Menurut Levine, Facebook perlu menjawab kegagalan akan kecerobohan perusahaan yang membahayakan pengguna muda.
Sebelumnya, FTC sudah dua kali menyelesaikan kasus pelanggaran privasi dengan Facebook. Kasus pertama pada tahun 2012, dimana Facebook setuju untuk membayar denda sebesar US$5 miliar (Rp 73 triliun) pada tahun 2019, untuk menyelesaikan tuduhan pelanggaran perintah dengan menyesatkan pengguna tentang seberapa besar kendali yang mereka miliki atas data pribadi mereka.
*Artikel ini ditulis oleh Mahendra Lavidavasyastama peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Simak Video "Meta Beri Sinyal PHK Karyawannya Lagi!"
[-]
(fay/fyk)
Sentimen: negatif (96.9%)