Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Semarang, Surabaya, Gunung, Kudus
Tokoh Terkait
HUT ke-54 PB Djarum, Hariyanto Arbi Kenang Masa-masa Jadi Atlet
Detik.com Jenis Media: Sport
Kudus -
Legenda bulutangkis Hariyanto Arbi mengenang masa-masa dirinya kala menjadi atlet PB Djarum. Salah satunya soal latihan fisik yang begitu keras.
Arbi menceritakan hal itu di sela-sela perayaan HUT PB Djarum ke-54 akhir pekan kemarin. Menurutnya, Kota Kudus, PB Djarum, serta Arbi bersaudara, merupakan tiga hal yang sulit dipisahkan dari dirinya.
Sejak kecil, pria kelahiran Kudus 21 Januari 1972 ini sudah diasuh klub tersebut. Da bahkan pernah merasakan kerasnya latihan fisik di sana, salah satunya lari di Colo hingga Gunung Muria.
"PB Djarum adalah tempat yang mengangkat nama saya dan keluarga. Dari kecil sudah dibesarkan di sini, dan sampai sekarang pun sudah tidak menjadi atlet, saya masih diberi kesempatan untuk bermain dan berlatih di fasilitas PB Djarum," tutur Hariyanto yang bergabung PB Djarum pada 1982 itu.
HUT ke-54 PB Djarum (Foto: dok.PB Djarum)
Tak kurang dari 153 mantan atlet dan pelatih PB Djarum, termasuk Arbi, hadir di acara yang dipusatkan di GOR Djarum tersebut. Mereka datang tidak hanya dari berbagai kota dalam negeri, namun juga dari luar negeri Singapura dan Perancis.
Acara perayaan yang sekaligus ajang temu kangen ini dibuka dengan testimoni dan sharing para mantan atlet yang pernah berlatih di PB Djarum di berbagai kota.
Beberapa di antaranya adalah Jean Pattikawa (PB Djarum Jakarta), Andri Young (PB Djarum Surabaya), Titik ES (PB Djarum Semarang), Hariyanto Arbi (PB Djarum Kudus), serta Ketua PB Djarum Jakarta (1981-1991) Yan Haryadi Susanto.
"Saya melihat langsung kebersamaan kita melalui acara ini, sebagai bentuk kepedulian serta bukti, bahwa PB Djarum ini mengutamakan kekeluargaan, satu famili. Mereka datang kembali ke Kudus, dengan segala cerita yang mereka bagikan di sini. Kita sambut dengan gembira dan saya pastikan mereka juga menikmati makanan khas Kudus," kata Ketua PB Djarum Yoppy Rosimin dalam rilis kepada detikSport.
Dia mengenang berbagai situasi sulit yang sempat dilalui PB Djarum di masa lalu, seperti keuangan hingga seretnya prestasi. Tapi hal itu pula yang justru memompa semangat klub untuk terus memaksimalkan regenerasi atlet bulutangkis hingga saat ini.
HUT ke-54 PB Djarum (Foto: dok.PB Djarum)
"Kita bangkit lagi di tahun 2000-an. Kekalahan Tim Thomas Cup pada 2004 di Istora, menjadi momentum untuk membangun kembali bulu tangkis Indonesia. Kita berkomitmen untuk kaderisasi, harus ada regenerasi agar mata rantai atau ekosistem bulu tangkis itu tetap terjaga," Yoppy memaparkan.
Oleh karenanya, PB Djarum terus mencari bibit-bibit atlet bulutangkis melalui Audisi Umum PB Djarum yang telah digelar sejak 2006. Ini jadi komitmen Djarum Foundation untuk terus menjaga prestasi bulutangkis Indonesia di kancah internasional.
"Kami mau kaderisasi itu tetap solid, agar terus muncul generasi baru. Pemain-pemain muda harus muncul dengan prestasinya, menjuarai turnamen nasional dan juga internasional. Indonesia tidak boleh kekurangan pemain, harus komplet di semua nomor," kata Yoppy.
Simak Video "3 Posisi Penting Badminton Asia Dibidik Indonesia"
[-]
(mrp/ran)
Sentimen: positif (99.9%)