Sentimen
Positif (65%)
2 Mei 2023 : 06.55
Tokoh Terkait

Was-Was Menebak Arah Suku Bunga, Wall Street Dibuka Melemah

2 Mei 2023 : 06.55 Views 4

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Was-Was Menebak Arah Suku Bunga, Wall Street Dibuka Melemah

Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga indeks utama Wall Street dibuka beragam sebagian besar melemah pada perdagangan perdana bulan Mei, Senin (1/5/2023) di tengah penantian investor terkait serangkaian data ekonomi untuk memberikan sinyal suku bunga The Fed pekan ini.

Dow Jones Industrial Average dibuka naik 25.85 poin atau 0,08% ke 34.124,02, S&P 500 melemah tipis 0,05% ke 4.166,68, sementara Nasdaq Composite juga mengalami pelemahan mencapai 0,12% ke 12.211,53.

Laporan pendapatan dari perusahaan teknologi besar turut mendominasi para investor belakangan. Ini memicu narasi bahwa pendapatan lebih baik daripada yang ditakuti, meskipun banyak kekhawatiran ekonomi makro lebih luas.

-

-

Sejauh ini, sedikit lebih dari separuh perusahaan S&P 500 telah melaporkan pendapatan, dengan lebih dari 79% dan sekitar 72% masing-masing melampaui ekspektasi pendapatan dan penjualan. Pendapatan kuartal pertama saat ini berada di jalur penurunan 3,7% untuk periode tersebut, penurunan yang lebih kecil dari penurunan 6,7% yang diproyeksikan pada 31 Maret, menurut FactSet.

"Pasti ada kejutan yang sangat positif pada pendapatan teknologi yang besar," kata Jan Szilagyi, CEO Toggle AI. "Ada kegelisahan tertentu memasuki musim pendapatan," karena ekspektasi menunjukkan pelemahan relatif dikutip CNBC International.

Ternyata, laporan dari banyak raksasa teknologi ini membantu mengangkat kepercayaan pasar.

Di sisi lain, CNBC melaporkan pada akhir pekan bahwa regulator telah meminta bank untuk mengajukan penawaran terakhir untuk pemberi pinjaman First Republic yang diperangi, di bawah tekanan dari pelarian deposit setelah keruntuhan Silicon Valley Bank. JPMorgan Chase dan PNC termasuk di antara penawar yang mungkin.

Pembaruan terbaru datang setelah bank melaporkan minggu lalu bahwa simpanan jatuh lebih dari 40% pada kuartal pertama, memicu penurunan lebih lanjut pada saham yang sudah kesulitan. Saham telah turun 97% sejak awal tahun.

Sementara, saat ini investor tengah cemas menunggu keputusan kenaikan suku bunga terbaru dari Federal Reserve, yang akan keluar pada hari Rabu (7/5/2023) di akhir pertemuan kebijakan bank sentral.

Pada Minggu malam, sekitar 79% pedagang mengantisipasi kenaikan suku bunga 25 basis poin, menurut alat FedWatch CME Group. Wall Street akan memantau dengan cermat pernyataan dari Ketua The Fed Jerome Powell yang akan memberikan petunjuk tentang jalur kebijakan bank sentral ke depan

Di sisi ekonomi, hari ini para investor tengah memasang mode wait and see serangkaian data ekonomi penting seperti data manufaktur ISM, pengeluaran konstruksi, dan IMP manufaktur Global S&P.

Sebelumnya, sinyal data ekonomi datang dari data terbaru mengenai personal consumption expenditure (PCE) price index atau indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi yang keluar akhir pekan lalu.

Indeks tersebut merupakan pertimbangan utama bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) dalam menentukan kebijakan moneter pekan depan. Indeks melandai menjadi 4,2%% (year on year/yoy) pada Maret, terendah sejak Mei 2021. Sebagai catatan, indeks berada di angka 5,1% pada Februari 2023.

Harga barang naik 1,6% (yoy) pada Maret, turun dibandingkan 4,7% pada Februari. Harga jas meningkat menjadi 5,7% (yoy) pada Maret dari 5,6% (youy) pada Februari.

Harga bahan makanan tercatat naik 9,7% (yoy), turun jauh dibandingkan 11,1% pada Maret, harga energi juga melandai menjadi 5,5% dari 5,8% pada bulan sebelumnya. Secara bulanan (month to month/mtm), indeks PCE melandai menjadi 0,1% pada Maret, dari 0,3% pada bulan sebelumnya.

Melandainya indeks PCE ini memberikan angin segar bahwa  The Fed bisa melunakkan kebijakan moneternya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


[-]

-

Mulai Ada Titik Cerah, Bursa Wall Street Dibuka Menghijau
(aum/aum)

Sentimen: positif (65.3%)