Ahli Ungkap Fakta Manusia Flores Masih Berkeliaran
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - Ahli dari University of Alberta, Gregory Forth meyakini manusia Flores masih berkeliaran. Dia menuliskan kemungkinan Homo Floresiensis masih hidup dari tulisannya di The Scientists.
Profesor Antropologi menuliskan temuannya yang berasal dari kesaksian penduduk lokal yang diklaim melihat penampakan manusia tersebut. Warga lokal suku Lio yang berada di pulau tersebut menceritakan soal manusia yang berubah menjadi hewan saat bergerak dan beradaptasi dengan lingkungan baru.
"Tujuan saya dalam menulis buku ini adalah untuk menemukan penjelasan terbaik - yaitu, yang paling rasional dan paling didukung secara empiris - tentang kisah dari suku Lio" tulis Forth dalam tulisan, dikutip dari Ifl Science, Rabu (26/4/2023).
"Ini termasuk laporan penampakan oleh lebih dari 30 saksi mata, yang semuanya saya ajak bicara secara langsung. Dan saya menyimpulkan bahwa cara terbaik untuk menjelaskan apa yang mereka katakan kepada saya adalah bahwa hominin non-sapiens telah bertahan di Flores hingga saat ini atau baru-baru ini." imbuhnya.
Forth menyamakan makhluk ini dengan jenis Lamarckisme, atau pewarisan karakteristik fisik. Makhluk itu diidentifikasi sebagai hewan dengan tidak memiliki bahasa atau teknologi rumit seperti manusia tapi mirip dengan manusia.
Dalam temuan saat ini, makhluk tersebut diyakini telah hidup sekitar 50 ribu tahun lalu. Forth juga mendesak agar temuan warga lokal bisa dimasukkan untuk menyelidiki evolusi hominin.
Homo Floresiensis, salah satu jenis manusia purba, ditemukan oleh tim gabungan dari Indonesia dan Australia pada tahun 2003 lalu. Setahun kemudian, mereka mempublikasikan penelitiannya dalam judul "Short for her age: Third Asian Homo Species Reveals Diversity of Pleistocene Humanity" di jurnal Nature.
Temuan tersebut menggemparkan dunia ilmu pengetahuan. Pasalnya, manusia purba diyakini melengkapi perjalanan evolusi manusia khususnya migrasi orang Asia ke Australia.
Para peneliti menemukan rangka manusia lengkap termasuk budayanya saat pertama kali ditemukan. Rangka ditemukan pada gua besar di Liang Bua, Flores.
Menurut hasil penanggalan, manusia purba hidup di sana sekitar 38.000-18.000 tahun lalu. Mengingat lokasi temuan, wajar mereka hidup di sana karena sebagian daerah merupakan perbuitan gamping yang dikenal cukup subur dan dikenal sebagai lumbung padi.
Dari hasil observasi pada rangka menunjukkan para manusia purba memiliki ukuran yang sangat kecil secara anatomi. Jatmiko dan Thomas Sutikno menjelaskan tingginya hnya berkisar 106 cm.
Dengan ukuran tersebut, manusia purba sering disebut sebagai Hobit. Sebutan itu merujuk pada karakter fiksi karya populer The Lord of the Rings dari JRR Tolkien
"Berdasarkan hasil analisis awal yang dilakukan oleh Peter Brown dari Universitas New England, Australia, diperoleh gambaran bahwa tinggi manusia ini hanya sekitar 106 cm dengan volume otak sekitar 380cc,"tulis Jatmiko dan Thomas Sutikno dalam Temuan Homo Floresiensis di Situs Liang Bua (2006).
Namun ukuran kecil Homo Floresiensis disebut Teuku Jacob dari UGM karena penyakit. Menurutnya, temuan itu masih masuk dalam spesies manusia modern dalam Homo Sapiens.
"Spesies baru manusia dari Flores itu sebenarnya manusia modern yang termasuk dalam spesies Homo sapiens dari ras Australomelanesid. Hanya saja menurutnya, fosil manusia Flores tampak istimewa karena menderita penyakit microchepali yang banyak diderita oleh masyarakat Flores," kata Teuku Jacob.
[-]
-
Manusia Flores Diduga Masih Eksis, Ahli Ini Ungkap BuktinyaSentimen: positif (98.1%)