Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam, Kristen
Kab/Kota: Yogyakarta
Tokoh Terkait
Semua Agama Baik, Benar Bagi Penganutnya
Detik.com Jenis Media: Hiburan
Jakarta -
Gus Miftah Rabu (19/4/2023) sempat bicara di depan 200 pendeta dan 50 romo di GKI Gejayan, Yogyakarta. Gus Miftah kembali menyuarakan kebhinekaan dan cinta Tanah Air.
Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji itu dengan gaya khasnya yang santai menyebut kemerdekaan beragama sangat dijamin oleh konstitusi Indonesia. Maka para pemuka agama wajib menanamkan rasa cinta Tanah Air pada jamaahnya masing-masing.
"Misalnya, saya selalu mengawali dengan pengajian saya dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kita juga dapat contoh baik, Ngarsa Dalem setiap jam 10 menyanyikan lagu Indonesia Raya di tempat umum. Ini untuk menanamkan rasa cinta Tanah Air," kata Gusmiftah dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (20/4/2023).
"Kewajiban pemuka agama untuk menggelorakan rasa cinta Tanah Air pada jamaah. Saya sering meminta jamaah saya menyebutkan nama pahlawan nasional, dulu orang kenal Cut Nyak Dien, Cut Mutia, tapi sekarang kenalnya Cut Tari atau Cut Keke," ungkap Gus Miftah.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Miftah juga menjelaskan bagaimana semua agama dibuat untuk tujuan baik bagi manusia. Oleh karena itu, dia merasa heran, mengapa masih ada oknum yang mempersulit agama lain untuk beribadah.
"Agama turun untuk memuliakan manusia, semua agama pasti baik karena mengajarkan kebaikan. Kalau ada yang mengatakan semua agama itu benar itu kurang tepat, seharusnya semua agama itu benar bagi penganutnya. Dan dalam konteks Pancasila kita tidak boleh menyalahkan agama orang lain. Dianggap ekstrem kalau atas nama agama, seseorang melanggar kesepakatan bersama untuk kemaslahatan, melanggar hukum," tuturnya.
"Saya sering berpikir mengapa mau beribadah izinnya dipersulit. Selama orang Islam ke masjid dan orang Kristen ke gereja, kan pasti ingin menjadi baik. Tapi ingat secinta-cintanya kamu dengan Tuhan, jangan sekali-sekali berinisiatif ingin menemuinya," tukas Gus Miftah.
Gus Miftah menceritakan awal mula dirinya disebut sebagai presiden orang berdosa karena kesibukannya keluar masuk lokalisasi dan kelab malam untuk berdakwah.
"Saya masuk lokalisasi sejak tahun 2000. Pas di Dolly, menyapa mereka dan mengenalkan Islam pada mereka. Itulah mengapa kemudian saya disebut presiden para pendosa. Kalau dengan orang Kristiani, saya sudah lama punya banyak teman. Kalau bahasa Kristenisasi yang muncul dan menjadi momok menakutkan bagi sebagian dari kami, ya saya juga sempat sindir, kalau rakyat Indonesia tak bisa akur dengan sesama maka kalah dengan burung. Ada burung gereja dan emprit kaji. Saking akrab mereka burung gereja tinggal di masjid, begitu pula sebaliknya," ungkapnya.
"Orang muncul kecurigaan, prasangka itu karena kita tidak dekat. Di pondok saya sering mengajak pendeta gabung pengajian umum. Pendeta Gilbert datang ke pondok saya bertanya, marah tidak ada orang Islam pindah ke Kristen, saya bilang tidak. Itu bukan menjadi urusan saya, karena hidayah itu urusan Tuhan. Persoalannya hanya tak bisa move on. Pindah agama, tapi menjelekkan agama sebelumnya. Silahkan pindah agama tanpa menjelekkan agama orang lain," sambung ulama berambut gondrong itu.
Gus Miftah berharap para pemuka agama bisa menularkan semangat kebhinekaan pada seluruh jamaah masing-masing sehingga Indonesia semakin damai dan tentram.
"Jemaah kita mencontoh hal yang baik dari pemuka agama, maka menjadi tugas kita untuk menyampaikan hal-hal baik yang membangun tumbuhnya rasa kebhinekaan dan rasa cinta tanah air," pungkasnya.
Sementara, Ketua Badan Kerjasama Antar Denimonasi Kristen DIY, Pdt Agus Haryanto, mengatakan kehadiran Gus Miftah untuk berdialog di GKI Gejayan adalah inisiatif bersama yang akhirnya terwujud. Tujuan besarnya, untuk mewujudkan lebih eratnya persaudaraan lintas iman dan DIY sebagai provinsi toleransi.
"Kami sempat bertemu Gus Miftah matur dan sependapat bahwa ini upaya kita menjadikan Jogja provinsi yang toleran. Beliau menyambut baik dan kebetulan kami bertemu dengan Kapolda yang menyambut baik. Esensinya bagaimana kita ciptakan kamtibmas kondusif dan mengupayakan provinsi toleran. Sekali tadi disampaikan Gus Miftah, dan sangat menyenangkan bisa berbincang bersama. Ada penghayatan yang diterima mungkin dari apa yang disampaikan dengan gaya guyonan ini," kata Pdt Agus Haryanto.
Acara ini juga dihadiri oleh Kapolda DI Yogyakarta Irjend Pol Suwondo Nainggolan. Dalam sambutannya beliau menyampaikan pentingnya menjaga harmonisasi dan kerukunan antar umat beragama untuk menyongsong Indonesia lebih baik. Beliau berharap acara seperti ini bisa diikuti oleh banyak pihak.
Simak Video "Gus Irfan Ingin Proses Hukum Berlanjut untuk Atta Halilintar dan Gus Miftah"
[-]
(pus/wes)
Sentimen: negatif (64%)