Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Shanghai
Kasus: kebakaran
Tersengat Wall Street Kebakaran, Bursa Asia Dibuka Begini
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung bervariasi pada perdagangan Rabu (19/4/2023). Ini di tengah komentar beragam dari pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) terkait kebijakan suku bunga acuan.
Per pukul 08:30 WIB, Indeks Nikkei 225 Jepang melemah 0,42% sementara Hang Seng Hong Kong dan Shanghai Composite China turun 0,11%. Sedangkan untuk indeks Straits Times Singapura dan KOSPI Korea Selatan naik 0,1%, sementara untuk ASX 200 Australia menguat 0,17%.
Bursa Asia-Pasifik yang secara mayoritas menguat terjadi di tengah cenderung mendatarnya bursa saham AS, Wall Street kemarin. Hal ini akibat rilis kinerja keuangan perusahaan masih menjadi perhatian investor.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dan Nasdaq Composite ditutup turun tipis masing-masing 0,03% dan 0,04%. Sedangkan indeks S&P 500 berakhir naik tipis 0,09%.
Sejumlah sentimen penting menjadi penggerak bursa saham Wall Street kemarin. Di antaranya adalah laporan kinerja perusahaan pada kuartal I-2023 serta proyeksi kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Pekan ini merupakan awal dimulainya laporan keuangan dan kinerja perusahaan kuartal I-2023. Di antara perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan kemarin adalah Goldman Sachs, Boeing Co, Bank of America, Netflix, hingga Johnson & Johnson (J&J).
Analis memperkirakan musim laporan keuangan kuartal I tahun ini di AS akan diwarnai berita mengecewakan. Melemahnya ekonomi serta kebijakan ketat The Fed menjadi alasannya.
"Apa yang kita lihat saat ini adalah situasi tenang sebelum badai datang sepanjang periode laporan keuangan. Pasar tengah menebak-nebak apakah akan ada perbaikan atau tidak. Namun, sepertinya justru akan memburuk pada beberapa pekan ke depan," tutur Brad McMillan, chief investment officer dari Commonwealth Financial Network, dikutip dari Reuters.
Analis memperkirakan laporan keuangan perusahaan yang masuk indeks S&P akan jatuh 4,8% pada kuartal I-2023. Investor bahkan tidak memperhitungkan laporan keuangan perbankan karena apa yang terjadi pada Silicon Valley Bank (SVB).
Tiga bank AS tumbang pada Maret lalu yang membuat pasar panik. Di antaranya adalah SVB, Signature Bank, dan Silvergate bank.
Di lain sisi, Pelaku pasar juga masih menanti sinyal kebijakan The Fed sebelum menggelar rapat Mei mendatang. Pejabat The Fed masih berbeda pendapat mengenai kenaikan.
Presiden The Fed St. Louis James Bullard pada Selasa kemarin mengatakan The Fed perlu terus menaikkan suku bunga karena inflasi AS masih membandel. Sebaliknya, Presiden The Fed Atlanta mengatakan The Fed kemungkinan besar hanya akan menaikkan suku bunga sekali lagi.
Perbedaan sikap dari para pejabat The Fed tersebut membuat pelaku pasar kembali dibingungkan, karena masih ada yang menginginkan The Fed tetap di jalur hawkish, tetapi juga ada yang ingin The Fed sudah mulai dovish. Namun, pelaku pasar memperkirakan The Fed masih akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp) pada pertemuan edisi Mei mendatang.
Berdasarkan survei CME FedWatch, sebanyak 82,5% pelaku pasar bertaruh The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bp pada Mei mendatang. Sisanya yakni 17,5% bertaruh The Fed akan mulai menahan suku bunga pada Juni.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[-]
-
Kecuali Shanghai-KOSPI, Bursa Asia Dibuka Cenderung Cerah(chd/sef)
Sentimen: negatif (96.2%)