RI Bidik 27 Komitmen Kerja Sama Senilai US$ 2 M di Hannover Messe 2023
Detik.com Jenis Media: Ekonomi
Gelaran Hannover Messe 2023 memberi dampak positif bagi peningkatan investasi di Indonesia. Dalam pameran teknologi industri tingkat internasional tersebut, sejumlah kesepakatan kerja sama akan ditandatangani oleh pemerintah dan pelaku bisnis.
"Perjanjian kerja sama ini merupakan capaian dari salah satu sasaran partisipasi Indonesia sebagai Partner Country Hannover Messe 2023, yaitu terwujudnya kerja sama industri dan penanaman modal asing," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keteranganya, Selasa (18/4/2023).
Hal ini ia sampaikan saat berada di Hannover, Jerman, Senin (18/4). Agus menyampaikan terdapat 27 perjanjian kerja sama yang ditandatangani pihak Indonesia pada perhelatan Hannover Messe 2023. Perjanjian ini meliputi satu kesepakatan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jerman atau Government to Government (G to G).
Sementara itu, empat perjanjian merupakan kesepakatan secara Government to Business (G to B) atau pemerintah dengan pelaku bisnis, dan sebanyak 22 kesepakatan yang dilakukan secara Business to Business (B to B) atau kerja sama yang terjadi antar perusahaan.
Agus mengatakan total nilai komitmen kerja sama investasi tersebut ditaksir lebih dari US$ 1,9 miliar.
"Adapun 75% dari peserta penandatanganan MoU itu berasal dari co-exhibitor Hannover Messe 2023, dan sisanya diluar co-exhibitor. Hal ini menunjukkan bahwa antusiasme co-exhibitor untuk menjalin kerja sama dengan mitra cukup tinggi," ungkapnya.
Lebih lanjut, Agus menjelaskan kesepakatan G to G yang ditandatangani adalah Pernyataan Kehendak Bersama (Joint Statement Declaration of Intent/JDoI) antara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI dengan Kementerian Federal Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim (Federal Ministry for Economic Affairs and Climate Action/BMWK) Jerman tentang Kerja Sama Ekonomi Bersama (Joint Economic Cooperation).
Sedangkan untuk lingkup kerja sama G to B meliputi peningkatan sumber daya manusia dalam pembangunan dan transformasi industri 4.0, pengelolaan limbah menjadi energi, pengelolaan limbah dengan menggunakan sirkuler ekonomi, serta kolaborasi pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Selanjutnya, kerja sama secara B to B mencakup pengelolaan teknologi energi yang berkesinambungan, serta investasi tentang penggunaan energi solar, pengembangan semikonduktor, peralatan medis dan keamanan industri manufaktur.
Di samping itu, terdapat juga kerja sama tentang pengelolaan limbah menjadi energi, pendirian pusat pabrik kimia dan molding, pendirian pusat pembelajaran, kerja sama dalam ekosistem pengisian ulang kendaraan listrik (electric vehicle-EV) dan informasi digital industri 4.0.
"Selain itu, pengembangan Internet of Things (IoT), mesin Computerized Numerical Control (CNC) milling dan sistem pembelajaran tentang ventilator medis, solusi digital untuk Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan servis secara digital, serta kerja sama pembuatan radar. Para pihaknya terdiri dari berbagai macam perusahaan swasta dan juga Badan Usaha Milik Negara (BUMN)," urainya.
Terkait kerja sama ini, Agus mengapresiasi seluruh pihak yang telah berkomitmen dalam mengupayakan peningkatan investasi di Indonesia. Ia optimistis upaya ini akan mengakselerasi peningkatan daya saing industri dan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Penandatanganan kerja sama industri ini dapat membawa banyak perubahan dalam peningkatan industri di berbagai bidang dan juga membuka akses pasar industri yang lebih luas," pungkasnya.
Sebagai informasi, Hannover Messe 2023 merupakan pameran teknologi industri terbesar di dunia yang dimanfaatkan untuk memperkenalkan kekuatan teknologi industri nasional serta mendorong keterhubungan industri Indonesia dengan jejaring rantai suplai global. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya dipandang sebagai negara yang memiliki potensi kekuatan pasar dunia, namun memiliki arti dan peranan penting dalam menunjang perkembangan teknologi industri dan pendukungnya.
Indonesia menargetkan empat agenda utama pada keikutsertaannya di ajang Hannover Messe tahun ini. Pertama, mengenalkan visi Indonesia pada peta jalan Making Indonesia 4.0. Kedua, mempromosikan kerja sama industri.
Ketiga, mempromosikan investasi dan ekspor. Dan keempat, meningkatkan hubungan kerjasama bilateral dengan Jerman dan memasuki jejaring rantai suplai global.
(akn/ega)Sentimen: positif (98.4%)