Dari Meme Ke Serial Netflix
Detik.com Jenis Media: Hiburan
Kalau Anda mengetik frase "Florida Man", maka Anda akan menemukan berbagai headline berita soal lelaki Florida yang melakukan (atau terlibat dalam) hal-hal yang aneh. Hampir semuanya tidak masuk akal.
Dari mencuri koin langka, berantem dengan bartender, memukuli mesin ATM, memberi makan aligator sampai buang air besar sembarangan. Tidak ada batas dalam konteks headline "Florida Man". Semakin aneh justru akhirnya semakin terasa masuk akal.
Meme yang dulu terkenal di sekitaran 2013 ini kemudian mendapatkan adaptasi bebasnya melalui Florida Man, serial terbaru Netflix yang dibuat oleh Donald Todd. Disini Edgar Ramirez berperan sebagai peran utama, Mike Valentine seorang mantan polisi. Mike Valentine bukan hanya sekedar mantan polisi tapi juga seperti pembukaannya yang menarik, ia juga merupakan seorang pecandu judi.
Mike kemudian diutus oleh seorang bos mafia bernama Moss (Emory Cohen) untuk mencari pacarnya yang kabur, Delly (Abbey Lee). Mike pun pergi ke Florida, tempat asalnya dengan motivasi yang lain. Pasalnya, Mike dan Delly juga terlibat sebuah hubungan selama berbulan-bulan. Tentu saja kembalinya Mike ke kotanya menciptakan domino effect. Dan disinilah semua headline soal meme Florida Man mulai menjadi integral cerita serial ini.
Florida Man, meskipun dirilis tanpa perayaan yang gegap gempita oleh Netflix, berhasil mencuri perhatian saya karena ia memiliki vibe yang mirip dengan berbagai cerita detektif era 90-an. Kalau Anda gemar dengan film-film Tarantino atau film-film detektif zaman dulu yang sering tayang di TV swasta malam-malam, Anda mungkin akan tertarik dengan serial ini. Dari ceritanya, karakterisasi tokoh-tokohnya sampai dialog-dialognya, mengingatkan saya terhadap banyak film kriminal dekade 90-an.
Tentu saja sebagai serial yang inspirasi utamanya adalah sebuah meme yang terkenal beberapa tahun lalu, Florida Man agak terbata-bata dalam menceritakan kisahnya. Banyak karakter yang muncul hanya supaya naratifnya terus berjalan, sub-plot yang urgensinya agak kurang dan misteri yang tidak terlalu menohok. Tapi berkat vibe-nya yang santai, Florida Man tetap enak dinikmati.
Semua pemeran utamanya lebih dari sekedar "niat". Mereka sangat berkomitmen untuk menjadikan serial ini nyaman untuk disantap. Abbey Lee mungkin tidak mendapatkan karakter yang tiga dimensional tapi ia membuat Delly menjadi sosok yang layak untuk disimak. Ia berhasil membuat karakter ini mempunyai daya tarik. Emory Cohen juga memiliki kemampuan yang baik untuk membuat Moss tidak hanya sebagai antagonis yang pas tapi juga karakter yang lucu.
Anthony LaPaglia sebagai bapaknya Mike, Sonny Valentine, mempunyai comedic timing yang baik. Chemistry-nya dengan Ramirez juga membantu serial ini menemukan pondasinya. Dinamika antara keduanya adalah alasan kenapa saya tetap menyaksikan serial ini sampai titik finish. Dan sebagai pemeran utama, Edgar Ramirez tentu saja mempunyai tugas yang lebih berat. Ramirez lebih dari mampu untuk membawa beban ini di pundaknya. Ia mempunyai kharisma yang cukup untuk membuat aksi Mike seru untuk disimak.
Jujur, Florida Man memang bukan jenis serial yang saking menariknya Anda akan menyantap seluruh episodenya dalam sekali duduk. Secara penulisan, serial ini agak kebingungan (atau terlalu keasyikan) dengan berbagai hal gila yang ingin ia tunjukkan. Dua episode terakhirnya lumayan membuat serial ini menjadi salah satu tontonan menyenangkan tahun ini. Kalau Anda mencari tontonan santai untuk mengisi waktu senggang Anda sambil menunggu sahur, serial ini layak untuk disimak.
Florida Man dapat disaksikan di Netflix
Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.
Simak Video "Dukungan dari Para Artis untuk TikToker Bima yang Viral Kritik Lampung"
[-]
(nu2/nu2)
Sentimen: positif (88.9%)