Miskin Mendadak! Harta Konglomerat Anti-Yahudi Ini Raib 22 T
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Akibat sejumlah komentar antisemit (bernada kebencian terhadap kaum Yahudi), penyanyi AS Kanye West kehilangan kekayaan hingga US$1,5 miliar atau setara dengan Rp22,04 triliun (asumsi kurs Rp14.695/US$).
Kekayaan yang raib dalam waktu singkat tersebut terjadi lantaran produsen sepatu olahraga asal Jerman Adidas menghentikan perjanjian kerja sama dengan brand Yeezy milik Kanye senilai angka di atas.
Selebritis yang sekarang menggunakan nama 'Ye' tersebut memang sempat masuk ke dalam daftar triliuner versi Forbes pada 2020 lalu.
Namun, akibat tindakan cerobohnya yang membuat Adidas geram membuat kekayaan tersisa US$400 juta.
Sumber kekayaan Kanye West saat ini berasal dari kas, real estate, valuasi katalog musik dirinya, dan 5% kepemilikan saham di brand shapewear Skims milik mantan istrinya Kim Kardashian.
Adidas Ikut Kena Imbas
Sementara itu, Adidas masih tak tahu apa yang harus mereka lakukan dengan inventaris Yeezy, produk hasil kolaborasi dengan Kanye West yang tidak terjual. Ini karena mereka sudah putus kontrak dengan rapper kontroversial tersebut.
Adidas memperhitungkan dampak kerugian yang sangat besar karena tidak menjual produk Yeezy. Mereka berpotensi kehilangan pendapatan 1,2 miliar euro (Rp 20 triliun).
Diketahui, Adidas telah memutus hubungan kemitraan dengan Kanye West pada bulan Oktober 2022 lalu. Sebab rapper dan perancang busana itu melontarkan serangkaian pernyataan kontroversial anti-semit yang membuat geger warganet.
Akibatnya, Adidas mengakhiri produksi lini Yeezy yang dirancang bersama West, meskipun produk sepatu itu sebenarnya sangat diminati konsumen.
Menurut Adidas, laba operasional akan turun sekitar 500 juta euro jika perusahaan gagal menjual produk Yeezy, dan Adidas memperkirakan penjualan akan menurun pada tingkat satu digit yang tinggi pada tahun 2023.
Tidak hanya itu, perusahaan juga memperkirakan biaya satu kali yang diproyeksikan sebesar 200 juta euro untuk menghapus stok Yeezy, sehingga total kerugian dapat mencapai 700 juta euro pada tahun 2023.
Bjorn Gulden, CEO Adidas, mengatakan perusahaan akan menggunakan tahun 2023 sebagai tahun transisi untuk membangun basis pada tahun-tahun mendatang.
"Kita perlu mengurangi persediaan dan menurunkan diskon. Kita bisa mulai membangun bisnis yang menguntungkan lagi pada tahun 2024," ujarnya.
Adidas pada Rabu (8/3) juga mengatakan laba bersih mereka turun drastis sebesar 83 persen menjadi 254 juta euro pada 2022.
Selain boncos karena lini Yeezy, Adidas juga menghadapi risiko resesi yang meningkat di Eropa dan Amerika Utara serta ketidakpastian seputar pemulihan ekonomi di China.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
[-]
(RCI/RCI)
Sentimen: negatif (100%)