Eksploitasi Listrik, Penambang Bitcoin Cuan Saat Ada Bencana
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Bitcoin menjadi primadona beberapa tahun ke belakang. Namun semakin terbatasnya aset kripto untuk ditambang, semakin tinggi juga listrik yang diperlukan untuk menghidupkan komputer yang bertindak sebagai robot penambang. Hal tersebut pada akhirnya ikut menjadi permasalahan baru, seperti yang terjadi di Texas, Amerika Serikat, pusat baru bagi para penambang bitcoin.
Texas kesulitan listrik akibat lonjakan permintaan ditambah keterbatasan jaringan pasokan energi. Kasus ini memaksa Texas mematikan listrik dengan masyrakat umum harus menelan imbasnya. Puluhan ribu rumah dalam kegelapan dan sedingin es kala badai menghantam Texas dua tahun lalu.
Akibat gagalnya distribusi listrik, hampir 40 orang meninggal kedinginan akibat pemadaman listrik hingga akhir hari valentine 2021.
Ironisnya, tambang bitcoin yang merupakan bekas pabrik peleburan aluminium yang berisi deretan komputer berdaya listrik tinggi menggunakan energi tinggi yang setara dengan 6.500 rumah. Daya listrik tinggi digunakan untuk mendapatkan Bitcoin, mata uang kripto terbesar di dunia.
Komputer melakukan triliunan kalkuklasi per detik mencari kombinasi angka yang sulit dipahami untuk menemukan algoritma Bitcoin. Setiap 10 menit, sebuah komputer memenangkan sejumlah Bitcoin.
Komputer berderet-deret yang berjalan bersamaan dengan mengkonsumsi listrik sebanyak kota kecil. Di Texas, computer terus berjalan hingga lewat tengah malam. Menghadapi musim dingin dan lonjakan permintaan listrik, operator memerintahkan pemadaman listrik.
Perjanjian yang telah disetujui menyatakan bahwa perusahaan listrik akan memberi imbal hasil atas listrik yang padam sebesar US$175.000 per jam. Penambang memperoleh US$18 juta (Rp 270 miliar) selama empat hari akibat listrik yang dimatikan dan memperoleh keuntungan dari komputer yang offline.
Untuk bertahan hidup dari badai musim dingin, Warga Texas harus membayar pemilik tambang Bitcoin menghentikan penambangan dan mematikan komputer.
Mayoritas penambangan Bitcoin dilakukan di Tiongkok per Juni 2021. Penggunaan energi untuk Bitcoin menjadi prioritas dibanding alasan lainnya. Amerika Serikat dengan cepat menjadi pemimpin global industri.
Kebusukan dari pelaku industri pertambangan Bitcoin adalah bisnis modelnya yang menghabiskan persediaan energi dan memperoleh untung tambahan saat terjadi keterbatasan energi, sehingga masyarakat meminta penutupan operasi komputer.
Secara lingkungan, mata uang digital juga mengakibatkan pencemaran. Ratusan megawatt digunakan untuk menyalakan computer. Tambahan permintaan energi secara cepat mengakibatkan penggunaan energi fosil kembali intens yang berdampak ke perubahan iklim.
[-]
-
Bitcoin cs Mulai Stabil Lagi, Akankah Bertahan Lama?(mza/mza)
Sentimen: positif (49.6%)