Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Piala Dunia U-20 2021
Kab/Kota: Paris
Tokoh Terkait
Tak Dihukum Berat FIFA, Erick Thohir Buat Presiden Jokowi Senang
Liputan6.com Jenis Media: Politik
Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyampaikan, FIFA hanya memberikan hukuman ringan yang semacam kartu kuning saja untuk Indonesia, akibat pembatalan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Hal ini disebut membuat Presiden Joko Widodo atau Jokowi merasa senang.
"Erick diberi tugas agar tidak terkena sanksi yang berat (FIFA) saya melihat dari situ Jokowi senang sih sebagai bos, selain sebagai Ketua PSSI kan juga, menteri itu kan anak buahnya Jokowi," kata pengamat politik Ujang Komaruddin, saat dikonfirmasi, Minggu (9/4/2023).
Menurut dia sejumlah prestasi Erick tersebut menjadi dasar Presiden Jokowi memberikan endorsement atau dorongan agar Erick Thohir maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) di Pemilu 2024.
"Memang Erick dengan Jokowi ini sangat dekat, bahkan saya dapat bocoran bahwa itu juga akan dipromosikan sebagai cawapres. Jadi saya melihatnya tadi dulu ketua tim suksesnya Jokowi, kemudian ketika ASEAN Games sukses lalu menteri BUMN," ungkap dia.
Selain itu, Erick Thohir juga dinilai sebagai simbol atau representasi keberlanjutan pembangunan era kepemimpinan Presiden Jokowi.
"Dari konstruksinya ada koalisi besar misalkan itu terbangun, itu kemungkinan bisa dipasangkan Prabowo-Erick, ya kita lihat aja nanti seperti apa. Kan desainnya kalau Prabowo-Erick di situ bisa melanjutkan kebijakannya, bisa melanjutkan IKN dan sebagainya tentunya arahnya ke sana," terang Ujang.
Indonesia sudah pasti tidak dijatuhi sanksi berat oleh FIFA akibat pembatalan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. FIFA hanya memberikan hukuman ringan yang semacam kartu kuning saja untuk Indonesia, seperti yang disampaikan Ketua Umum PSSI Erick Thohir.
Diketahui, pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu kembali menemui Presiden FIFA Gianni Infantino di Paris, Prancis.
Terkait hal tersebut, pengamat Sepak Bola Nasional Akmal Marhali mengakui kemampuan lobi Erick Thohir terhadap FIFA, meskipun sebenarnya hal itu merupakan pekerjaan yang tidak mudah.
“Dalam konteks sanksi, FIFA tetap tegas menjaga kedaulatan mereka ke anggotanya. Pembatasan pengucuran dana FIFA Forward layak disyukuri. Ini hasil kerja lobi PSSI yang tidak mudah. Akan tetapi kita jangan juga lantas kita jumawa. Indonesia harus rendah hati mengakui punya kesalahan. Jangan mengulangi kesalahan serupa. Walau dihukum ringan, posisi kita salah,” kata dia, Jumat (7/4/2023).
Dengan sanksi ringan tersebut, kata Akmal, merupakan momentum bagi Erick Thohir melakukan transformasi sepak bola Indonesia ke depan, agar kejadian serupa seperti pencabutan menjadi tuan rumah event internasional tidak terulang kembali.
“Kalau kemudian kita ternyata ke depannya tidak bisa melakukan perbaikan bisa jadi jadi lebih berat kan, ini kan kartu kuning yang diberikan kalau kemudian ada kartu kuning kedua bisa jadi sanksi itu yang harus dipahami bangsa kita,” jelas dia.
Akmal mengingatkan semua pihak agar ke depan harus berkomitmen agar sepak bola tidak boleh di intervensi dengan urusan politik.
"Beruntung lewat lobi-lobi yang ciamik, akhirnya FIFA tidak menghukum Indonesia dengan berat, cuma ke depan kejadian lagi sulit buat kita berkelit. Pemerintah harus berkomitmen terhadap sepak bola, tidak dimasuki intervensi politik,” kata dia.
Sentimen: positif (97%)