Mantan pembalap MotoGP Loris Reggiani menilai Marc Marquez berada dalam tekanan rekor Valentino Rossi sehingga membutuhkan jasa psikolog.

Insiden yang melibatkan Marquez pada seri pembuka MotoGP 2023 memantik banyak spekulasi. Beragam pendapat dikemukakan oleh banyak orang, termasuk Reggiani.

Pembalap yang aktif pada era 1980-an hingga 1990-an itu berpendapat Marquez bertanggung jawab penuh atas kecelakaan yang melibatkan pembalap lain di Sirkuit Portimao.

-

-

"Menurut saya dia memiliki masalah sangat agresif di lintasan seperti yang saya lihat di Portimao, karena dia benar-benar lepas kendali sejak awal. Dia seperti seseorang yang belum pernah ikut balap motor," kata Reggiani.

Reggiani pun menyimpulkan ada pengaruh Rossi yang membuat gaya balap Marquez menjadi lebih liar.

"Mungkin itu tekanan dari sembilan gelar Rossi yang ia ingin lewati dengan berbagai cara, dalam hal ini dia membutuhkan seorang psikolog," ujar Reggiani dikutip dari Motosan. 

"Jika Anda membuat trek yang lebih aman, dengan lebih banyak loophole, dengan kerikil yang lebih halus... Maka Anda tak bisa membiarkan seseorang yang memikirkan gelar juara Rossi menjadi lepas kendali," ucap Reggiani menyambung seraya memberi saran kepada pihak penyelenggara MotoGP.

Marquez saat ini sudah memiliki delapan gelar juara dunia di berbagai kelas dan hanya terpaut satu gelar dari Rossi.

Dalam balapan MotoGP Portugal tiga pekan lalu, Marquez yang berupaya menyalip di tikungan justru menabrak dan membuat Miguel Oliveira terjatuh. Selain itu Jorge Martin pun terkena dampak karena terpaksa harus ke pinggir lintasan dan tertinggal jauh dari iring-iringan pembalap di depan.

Marquez mengalami cedera dan absen di MotoGP Argentina. Pembalap Repsol Honda itu direncanakan kembali ke lintasan pada seri ketiga musim ini yakni di MotoGP Amerika.

[-]