Sentimen
Negatif (99%)
5 Apr 2023 : 23.18

Pussy Riot Soal Serangan Putin ke Ukraina: Kapan Merasa Cukup?

5 Apr 2023 : 23.18 Views 1

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Hiburan

Pussy Riot Soal Serangan Putin ke Ukraina: Kapan Merasa Cukup?

Jakarta, CNN Indonesia --

Grup musik Rusia Pussy Riot turut menyuarakan dukungan kepada Ukraina. Mereka menggunakan media sosial untuk berbicara menentang invasi Rusia ke Ukraina yang memanas sejak Kamis (24/2).

Pussy Riot mengungkapkan kesedihannya terhadap yang terjadi di Ukraina hingga mengecam Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Sanksi terhadap Kremlin tidak cukup kuat ketika Putin mencaplok Krimea pada 2014. Jadi, ia memenjarakan Navalny, mengubah kehidupan Pussy Riot dan aktivis Rusia lainnya menjadi neraka," cuitnya.

-

-

"Ia memaksa banyak dari kami untuk meninggalkan rumah kami dan melarikan diri. Sekarang dia memulai perang di Eropa. Kapan merasa cukup?"

Dalam cuitan yang lain, Pussy Riot menyatakan menggalang dana yang nantinya diberikan kepada masyarakat Ukraina yang terdampak perang.

"Tujuan kami adalah mengumpulkan dana untuk disumbangkan ke organisasi sipil Ukraina dan membantu mereka yang menderita akibat perang yang dimulai Putin di Ukraina," cuit band tersebut.

"Kami akan membeli NFT bendera Ukraina. Banyak dukungan dan cinta untuk Ukraina," tulisnya.

[Gambas:Twitter]

[Gambas:Twitter]

Sebelumnya, personel Pussy Riot, Maria "Masha" Alekhina, kembali ditahan setelah menghadiri demonstrasi untuk mengkritik Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada akhir pekan lalu.

Pussy Riot mengumumkan bahwa Alekhina ditahan selama 48 jam. Setelah itu, ia dituntut dan langsung menjadi tersangka kasus "pelanggaran kebersihan dan aturan epidemoologi."

Pussy Riot mengumumkan penahanan ini tak lama setelah Alekhina dan sekitar 3.000 orang lainnya ditahan di tengah aksi yang dihadiri oleh ribuan warga.

Mereka menggelar demonstrasi untuk memprotes penahanan pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny, setelah kepulangannya ke Negeri Beruang Merah.

Sementara tahun ini, tepatnya pada Kamis (24/2), Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan perintah operasi militer di wilayah Donbas yang terletak di timur Ukraina.

Putin menegaskan Rusia tidak dapat menoleransi ancaman Ukraina dan mewanti-wanti intervensi asing dalam konflik ini. Ia bahkan memperingatkan pasukan Ukraina yang berada di Donbas dan sekitarnya untuk mundur atau menerima konsekuensi berat.

Sementara itu, Presiden Volodymyr Zelensky mengajak warga Ukraina ikut berperang melawan Rusia. Ia berjanji memberikan senjata bagi warga yang mau ikut serta membela negaranya.

(chri/chri)

[-]

Sentimen: negatif (99.9%)