Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: New York
Tokoh Terkait
Pemerintah Amerika Dituding Terlalu 'Galak' Ke Pasar Kripto
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Industri kripto menyoroti sejumlah kebijakan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang dinilai terlalu membatasi mereka.
Buntut dari galanya pemerintah AS, bursa Bittrex memilih untuk menutup platform mereka di AS. Mereka tetap beroperasi di luar AS.
Sebagai informasi, Bittrex adalah bursa kripto yang berlokasi di AS. Sebanyak 670 ribu pengguna sudah melakukan transaksi pada bursa yang berdiri pada 2013 tersebut.
Bittrex memastikan dana pengguna aman dan mereka diberi waktu untuk menarik dana mereka hingga 30 April. Transaksi mereka akan berakhir pada 14 April.
"Setelah sembilan tahun (beroperasi), ekosistem kripto sudah sangat berbeda. Persyaratan regulasi kerap kali tidak jelas dan tanpa didahului oleh diskusi ataupun masukan yang seharusnya. Hal ini membuat kondisi menjadi tidak kompetitif," cuit CEO dan co-founder Bittrex Richie Lai, dalam cuitan di twitternya.
Dari sisi aset, bursa Bittrex memang terbilang kecil karena hanya berada di peringkat 71. Nilai perdagangan dalam 24 jam terakhir juga hanya US$ 11,7 juta.
Namun, apa yang terjadi pada Bittrex merupakan cerminan dari industri kripto AS secara umum yakni ketidaksukaan mereka dengan kebijakan Paman Sam.
Keputusan Bittrex menutup platform di AS hanya berselang beberapa hari setelah kasus yang menimpa Binance.
Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi AS (Commodity Futures Trading Commission/CFTC) pertengahan pekan ini menggugat Binance dengan beberapa tuduhan.
Di antaranya adalah memberikan layanan transaksi kepada warga AS secara diam-diam serta melakukan insider trading guna memanipulasi pasar.
Gugatan CFTC membuat banyak investor khawatir sehingga ada penarikan dana hingga US$ 1,6 miliar atau sekitar Rp 24 triliun.
Binance merupakan salah satu bursa kripto terbesar di dunia dengan transaksi sekitar US$ 23 triliun.
Binance bukan kali ini saja menghadapi tuntutan dari pemerintah AS. Sebelumnya, Komisi Bursa dan Sekuritas AS (Securities and Exchange Commission/SEC) menuduh Binance memiliki cabang bursa di AS serta melakukan transaksi atas sekuritas yang tidak terdaftar.
Departemen Kehakiman AS serta Departemen Pajak AS (IRS) juga pernah menyelidiki Binance karena dicurigai terlibat dalam pencucian uang.
Sebelum Binance, SEC pada 23 Maret lalu juga menuntut pengusaha kripto Justin Sun dengan sejumlah dugaan pelanggaran. Termasuk di dalamnya adalah memberikan endorsement kepada selebriti seperti Lindsay Lohan.
Pada awal Maret, Jaksa Agung New York Tish James menggugat bursa kripto KuCoin karena dianggap melakukan operasi tak memiliki ijin.
Sejak tahun lalu, pemerintah AS serta senat mereka memang tengah menyoroti tajam industri kripto. Mereka juga tengah merancang sejumlah kebijakan baru kepada industri tersebut.
Langkah tersebut diambil setelah skandal demi skandal terjadi pada 2022, mulai dari kasus Terra Luna, Celsius Network dan Three Arrows Capital (3AC), serta FTX.
Profesor dan ahli industri keuangan University of Massachusetts Lowell, William Johnson, mengingatkan jika kebijakan pemerintah AS yang terlalu ketat akan membebani kripto.
"Jika regulator menekan terlalu kuat maka mereka akan pergi," tutur Johnson, dikutip dari Vox.
Pasar kripto sendiri menunjukkan kinerja yang mengecewakan pada hari ini. Melansir data dari Coin Market Cap pada pukul 12:30 WIB, Bitcoin memang naik 1,4% dalam sehari dan 3,56% sepekan ke posisi US$ 28.541,13/koin atau setara dengan Rp 427,83 juta/koin.
Asumsi kurs yang digunakan adalah posisi rupiah pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu di mana US$1 setara dengan Rp 14.990.
Ethereum juga menguat 0,99% sehari dan 3,72% sepekan ke posisi US$ 1.821,27/koin atau Rp 27,3 juta/koin. Namun, mayoritas kripto melemah termasuk Tether, BNB, dan USD Coin melemah.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
[-]
-
Derita Kripto Belum Berakhir, Bitcoin Cs Jatuh di Ujung Tahun(mae/mae)
Sentimen: negatif (100%)