Sentimen
Netral (57%)
1 Apr 2023 : 04.20

Bos LPS Bilang Indonesia Lebih Pintar dari AS Soal Ini

1 Apr 2023 : 04.20 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Bos LPS Bilang Indonesia Lebih Pintar dari AS Soal Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menilai bahwa koordinasi kebijakan antara pemerintah Amerika Serikat (AS) dan bank sentralnya, Federal Reserve, cukup baik. Hal ini mengingat pengalaman Menteri Keuangan AS yang pernah menjabat sebagai gubernur bank sentral.

Dengan demikian, Purbaya yakin AS memiliki kanal khusus untuk diskusi. Namun, lanjutnya, pengetahuan saja tidak cukup. Purbaya menilai AS melakukan kesalahan dalam mengendalikan kebijakan fiskal dan moneter agar sistem keuangannya tidak mengalami guncangan berlebihan.

Seperti diketahui, The Fed telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 9 kali sejak Maret 2022 hingga Maret 2023. Saat ini, Fed Fund Rate berada di level 4,75-5,00%. Langkah ini diikuti BI. Secara regulasi, BI menaikkan suku bunga cukup tinggi hingga 5,75% per Maret 2023 ini.

-

-

Kenaikan suku bunga ini membuat imbal hasil obligasi 10 tahun sempat naik tinggi, sebelum kemudian turun kembali. Hal ini dimungkinkan karena dua faktor, yakni intervensi BI dan likuiditas yang mencukupi di sistem.

"Memang likuidtas di sistem cukup sehingga kalau yield-nya naik harganya terlalu jatuh, orang masuk itu jadi balancing antara tadi kenaikan bunga kenaikan yield dengan jumlah uang itu dijaga dengan baik sehingga bank-bank yang punya obligasi gak rugi banyak-banyak amat seperti SVB, harusnya The Fed ngerti itu. Cuma rupanya enggak," papar Purbaya kepada CNBC Indonesia, Jumat (31/3/2023).

Purbaya menuturkan LPS di dalam KSSK sempat mendiskusikan hall ini. Dia mengaku menegaskan bahwa penyebab kerugian bank di AS adalah karena kebijakan bank sentral AS yang menaikkan yield bond.

"Kita sadari itu dan bank sentral mengadjust pelan2 tanpa orang tahu jadi kita pinter diam-diam itu, Cuma orang anggapnya take it for granted, anggapnya itu hal-hal biasa, enggak enggak bisa," sambungnya.

"Ambil contoh Amerika Serikat, itu kan orang-orangnya pintar, (tapi) bodoh juga. Artinya kita lebih pintar sedikit dari sana. Artinya kita betul-betull mengetahui gimana mengendalikan kebijkan fiskal, moneter dan lain-lain supaya sistem kita ga goncang berlebihan," tegasnya.

Dia menilai LPS berperan cukup banyak dalam hal ini ketika BI melakukan pengetatan. LPS tidak menaikkan suku bunga penjaminan secara kencang. Hal ini dilakukan supaya cost of capital-nya tidak naik berlebihan.

"Ini bedanya kita dengan Amerika," ungkapnya.


[-]

-

Ssstttt... Ada Agenda Ini di Balik Kenaikan Bunga LPS
(haa/haa)

Sentimen: netral (57.1%)