Gautam Adani, Sosok Tajir Asal India yang Pernah Putus Kuliah
CNNindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Gautam Adani berhasil menggeser posisi Bill Gates sebagai orang terkaya keempat di dunia pada 2022. Mengutip Forbes, miliarder asal India itu memiliki kekayaan senilai US$115,6 miliar atau setara dengan Rp1.736 triliun (asumsi kurs Rp15.020 per dolar AS).
Ia dikenal sebagai pengusaha di sektor infrastruktur, dan memiliki saham di enam perusahaan publik yang menyandang namanya. Tak cukup hanya itu, perusahaan Adani juga beroperasi di bidang listrik, energi hijau, gas, pelabuhan, dan banyak lagi.
Adani diketahui juga menyalip sesama miliarder India Mukesh Ambani menjadi orang terkaya di Asia pada Februari.
Ia pertama kali bergabung dalam jajaran miliarder pada 2008, dengan perkiraan kekayaan bersih US$9,3 miliar. Tetapi, momentum peningkatan kekayaannya baru datang pada awal pandemi covid-19, setelah bisnisnya mulai melakukan ekspansi besar-besaran ke sektor energi terbarukan, media, bandara, dan banyak lagi.
Kekayaan yang dimiliki Adani tidak serta merta ada sejak dini. Pria kelahiran 24 Juni 1962 di Ahmedabad, Gujarat ini tadinya hanyalah anak seorang pedagang tekstil.
Mengutip berbagai sumber, Adani memiliki 7 saudara kandung dan orang tuanya bermigrasi dari kota kecil Tharad di bagian utara Gujarat dengan harapan bisa mendapatkan kesempatan yang lebih baik bagi keluarganya.
Adani menyelesaikan SMA di Sheth Chimanlal Nagindas Vidyalaya di Ahmedabad. Setelah itu, dia mendaftar kuliah di Universitas Gujarat. Namun, sadar bahwa bidang akademisinya tak cocok dengannya, ia memutuskan putus kuliah pada tahun kedua.
Adani kemudian pindah ke Mumbai, kota impiannya, pada 1978 dengan membawa 100 rupee. Dia bekerja sebagai penyortir berlian untuk Mahendra Brothers selama 2-3 tahun.
Pada saat yang sama, dia mendirikan perusahaan pialang berlian sendiri di Zaveri Bazaar, pasar perhiasan Mumbai yang tak tertandingi.
Selang tiga tahun kemudian, pada 1981, kakak Adani, yaitu Mansukhbhai Adani membeli unit bisnis plastik di Ahmedabad dan mengajaknya mengelola bisnis tersebut.
Ia bersama kakaknya kemudian memulai bisnis impor polimer primer untuk industri kecil pada 1985. Pada 1988, dia mendirikan Adani Exports Limited, perusahaan induk dari Grup Adani. Saat ini, perusahaannya dikenal sebagai Adani Enterprises Limited yang awalnya bergerak di bidang listrik dan komoditas pertanian.
Perusahaan itu kemudian mendiversifikasi bisnisnya ke bidang logistik, sumber daya, energi, kedirgantaraan, pertanian, pertahanan, dan lainnya. Sedangkan Adani Exports Limited terlibat dalam pengembangan dan operasi pelabuhan di India.
Pada 1991, Adani mulai mengembangkan usahanya ke bidang perdagangan produk agro, tekstil, dan logam. Dua tahun kemudian, Adani mendapat kontrak dari Pemerintah Gujarat untuk outsourcing manajerial Pelabuhan Mundra. Adani lalu memulai dermaga pertamanya yang dioperasikan oleh Pelabuhan Mundra dan Kawasan Ekonomi Khusus pada 1995.
Diketahui, pelabuhan Mundra memiliki kapasitas lebih dari 200 juta ton kargo per tahun dan merupakan pelabuhan sektor swasta terbesar di India. Tahun berikutnya, ia mendirikan Adani Power Limited, produsen listrik termal swasta terbesar di India yang memiliki pembangkit listrik termal 4.620 MW.
Adani memasuki bisnis pembangkit listrik pada 2006. Pada 2009 hingga 2012, dia mengakuisisi Abbot Point Port di Australia dan Carmichael Coal di Queensland.
Kekayaan Adani terus bertambah setelah International Holding Co. (IHC) di Abu Dhabi menginvestasikan US$2 miliar dalam tiga perusahaannya yang berfokus pada energi terbarukan, yaitu Adani Green Energy, Adani Transmission, dan Adani Enterprises.
IHC diketuai oleh Sheikh Tahnoun bin Zayed Al Nahyan, penasihat keamanan nasional Uni Emirat Arab dan saudara dari putra mahkota negara, Sheik Mohamed bin Zayed Al Nahyan.
Sejak kabar investasi tersebut mencuat, saham Adani Green Energy melesat hampir 25 persen, Adani Transmission dan Adani Enterprises masing-masing melonjak sebesar 11 persen dan 3 persen.
Pada ulang tahunnya yang ke-60, Gautam Adani dan keluarganya mengumumkan memberikan hibah amal senilai US$7,7 miliar yang akan dikelola oleh Yayasan Adani dan akan ditargetkan pada perawatan kesehatan, pendidikan dan pengembangan keterampilan.
[-]
(dzu/bir)[-]
Sentimen: positif (48.5%)