Bursa Asia Berakhir Gak Kompak Lagi, IHSG Juga Loyo
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik ditutup beragam pada perdagangan Kamis0 (30/3/2023), di mana bursa saham acuan Australia menyentuh rekor tertinggi dalam dua pekan terakhir didukung oleh makin meredanya sentimen krisis perbankan global.
Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup menguat 0,58% ke posisi 20.309,13, Shanghai Composite China terapresiasi 0,65% ke 3.261,25, ASX 200 Australia melesat 1,02% ke 7.122,3, dan KOSPI Korea Selatan bertambah 0,38% ke 2.453,16.
Sedangkan untuk indeks Nikkei 225 Jepang ditutup melemah 0,36% ke 27.782,9, Straits Times Singapura turun 0,16% ke 3.257,18, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir terkoreksi 0,45% menjadi 6.808,95.
Indeks ASX 200 menyentuh rekor tertinggi dalam dua pekan terakhir, ditopang oleh saham-saham perbankan di Australia seperti saham BHP dan Rio Tinto yang naik masing-masing 2,4% dan 1,8%, serta bank-bank "big four" yang melesat lebih dari 2%.
Adapun bank "big four" Australia tersebut yakni Commonwealth Bank of Australia, National Australia Bank, ANZ Group, dan Westpac Banking Corp.
Di lain sisi, saham Alibaba di bursa Hong Kong kembali melesat lebih dari 2% pada hari ini, setelah eksekutif Alibaba mengklarifikasi lebih lanjut dari pengumuman restrukturisasi terbaru untuk dibagi menjadi enam unit bisnis.
CEO Daniel Zhang mengatakan kepada investor pada konferensi pers pagi hari ini waktu setempat bahwa Alibaba akan lebih bersifat operator aset dan modal daripada operator bisnis, dalam kaitannya dengan perusahaan grup bisnis.
Di lain sisi, beberapa pelaku pasar melihat masa-masa buruk perbankan sudah berhasil dilewati.
Sebelumnya Presiden bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Minneapolis, Neel Kashkari dalam wawancaranya dengan CBS mengatakan para pejabat The Fed memantau dampak kejatuhan sektor perbankan "dengan seksama".
Ia juga menegaskan sistem perbankan saat ini resilien dan sehat, memiliki modal yang kuat dan likuiditas yang cukup memadai serta mendapat dukungan penuh dari The Fed dan regulator lainnya.
Meski demikian, Kashkari mengakui masih akan ada tekanan di sektor perbankan.
"Saya tidak mengatakan semua tekanan sudah hilang, saya memperkirakan proses ini memerlukan waktu beberapa saat. Tetapi secara fundamental. sistem perbankan sehat," kata Kashkari sebagaimana dilansir CNBC International.
Investor cenderung wait and see jelang rilis data final dari pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat (AS) periode kuartal IV-2022 yang akan dirilis malam nanti waktu Indonesia.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[-]
-
Investor Fokus ke China, Bursa Asia Dibuka Loyo(chd/chd)
Sentimen: positif (40%)