Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PT Pos Indonesia
Grup Musik: APRIL
Tokoh Terkait
Surat Beralamat Surga Siap Tayang 6 April
iNews.id Jenis Media: Metropolitan
JAKARTA, iNews.id - Film berjudul 'Kartu Pos Wini: Surat Beralamat Surga' siap tayang pada 6 April 2023. Film yang mendapat dukungan penuh dari PT Pos Indonesia (Persero) ini mengambil alur dan latar belakang cerita tentang harapan seorang anak bernama Wini Edenia yang terdiagnosis kanker darah (leukemia). Film Kartu Pos Wini identik dengan keberadaan Pos Indonesia yang memproduksi kartu pos.
Keterlibatan Pos Indonesia pada film besutan rumah produksi Sinemata Productions ini bertujuan agar Pos Indonesia lebih dikenal dan kembali dicintai oleh generasi muda masa kini atau milenial.
"Kami juga ingin Pos Indonesia dicintai kembali oleh generasi milenial dan anak-anak. Satu-satunya cara untuk winning the heart share (memenangkan hati) masyarakat ialah melalui seni dan budaya, dan film merupakan saran yang tepat untuk mewujudkan hal ini," kata Dirut PT Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi.
Karakter utama film ini, Ruth Dewayani, digambarkan sebagai pegawai Kantor Pos. Cerita yang unik, ketika seorang milenial memilih bekerja di Kantor Pos karena obsesi/impian masa kecilnya. Ada kenangan masa lalu yang dihidupkan oleh pembuat film 'Kartu Pos Wini: Surat Beralamat Surga', yakni masa-masa ketika komunikasi dilakukan melalui surat dan kartu pos. Sahabat pena (pen-pal) menjadi sosok tak dikenal yang seakan dekat dalam berkomunikasi.
Film Kartu Pos Wini (KPW) diangkat dari cerita novelet digital karya Ruwie Meyta. Cerita utama tentang harapan Wini Edenia untuk kesembuhannya, dilakukannya dengan mengirim kartu pos yang ditujukan untuk Tuhan. Harapan yang tertulis di kartu pos tidak ubahnya doa yang dia kirimkan lewat kotak pos untuk Tuhan.
Rumah produksi Sinemata akhirnya menambahkan frasa “Surat Beralamat Surga” pada judul film agar lebih mempertegas tentang harapan.
Untuk lebih mendalami esensi cerita anak terdiagnosis kanker, Sinemata Productions menggandeng Yayasan Kanker Indonesia (YKI). Pihak Sinemata pun mendapatkan banyak pemahaman baru saat penulisan skenario, maupun pengambilan gambar yang didapat dari cerita para relawan pendamping maupun kisah para penyintas yang berhasil melewati masa-masa sulit.
Sutradara film Tarmizi Abka menjelaskan, banyak mendapatkan sudut pandang baru setelah berdiskusi dengan para dokter di Yayasan Kanker Indonesia.
"Kami tidak ingin missleading dalam mengangkat isu soal kanker dan menyelesaikan produksi film ini. Pada bagian akhir film, kami insersi testimoni tentang realitas kehidupan seorang penyintas,” ujar Tarmizi Abka.
Editor : Anindita Trinoviana
Follow Berita iNews di Google News
Bagikan Artikel:Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews.id tidak terlibat dalam materi konten ini.
Sentimen: positif (65.3%)