Sentimen
Positif (78%)
29 Mar 2023 : 19.50
Informasi Tambahan

Event: Olimpiade, Piala Dunia U-20 2021

Kab/Kota: Tokyo

Partai Terkait

Ada Atlet Israel, KOI Pastikan ANOC World Beach Games Tetap di Bali

30 Mar 2023 : 02.50 Views 1

Detik.com Detik.com Jenis Media: Sport

Ada Atlet Israel, KOI Pastikan ANOC World Beach Games Tetap di Bali
Jakarta -

Komite Olimpiade Indonesia (KOI) memastikan penyelenggaraan ANOC World Beach Games tetap dilaksanakan di Bali pada Agustus mendatang. Ia menyebut sampai hari ini belum ada pembatalan.

Hal itu disampaikan Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari, terkait kemungkinan ada gelombang penolakan yang sama, mengingat akan ada atlet Israel yang akan bertanding di AWBG. Terlebih, pelaksanaannya sendiri juga dilangsungkan di Bali pada 5-12 Agustus 2023.

Seperti diketahui, Gubernur Pulau Dewata I Wayan Koster, sosok yang kini menjadi pembicaraan hangat, lantaran sempat melayangkan surat penolakan kehadiran Timnas U-20 Israel, dalam hal ini untuk Piala Dunia U-20 2023 yang berlangsung di Bali, Mei mendatang.

-

-

"Sampai hari ini belum ada pembatalan (pelaksanaan AWBG). Sekali lagi, di dalam jiwa sportivitas olahraga itu, kita akan main sampai akhir. Kita akan bertanding sampai ada hasilnya. Tidak ada istilah kalah sebelum pertandingan," kata Okto saat ditemui di kawasan Sudirman, Rabu (29/3/2023).

"Jadi ujian kita ini bagaimana meyakinkan bangsa-bangsa lain, meyakinkan semua calon peserta, bahkan negara-negara lain yang akan datang ke Indonesia. Sebab, di ANOC nanti akan ada 206 negara yang akan datang ke Indonesia," ujarnya.

"Ini bahkan lebih besar dari PBB, yang akan hadir di Bali untuk mengikuti General Assembly dari Asosiasi Komite Olimpiade Nasional seluruh dunia di Indonesia," dia mempertegas.

Akan tetapi, kemungkinan-kemungkinan terjadinya penolakan atlet Israel jelang AWBG bisa saja terjadi, tapi bukan berarti tak ada solusi.

"Kita melakukan sesuatu pakai dasar. Dasarnya apa? ya perjanjian dan itu ada konsekuensi. Kalau dalam melakukan perikatan perjanjian, apabila ada satu yang melanggar tentu ada konsekuensinya? Apakah terhadap cabang olahraga atau secara luas?"

"Ketika terjadi satu institusi yang namanya anti doping, terjadi miss dalam perjanjian mereka, yang terjadi apa? Indonesia dijatuhkan sanksi, sehingga orang Indonesia kaget pada saat bulutangkis menang, tapi tidak bisa mengibarkan bendera Merah Putih. Baru marah, nah ini yang terjadi."

"Jadi kita harus lihat konsekuensinya. Balik lagi saya harus mengutamakan bahwa Indonesia ini negara besar dan terlalu besar untuk dikecilkan dalam urusan olahraga," ujarnya.

Namun kembali lagi, Okto menyebut, tetap ada ruang komunikasi terkait hal tersebut. Ia mencontohkan Taiwan yang tiap bertanding menggunakan bendera NOC mereka sendiri.

"Lalu Rusia saat di Tokyo. Artinya caranya banyak. Tapi satu hal yang harus digarisbawahi tidak ada diskriminasi terhadap atlet. Itu kita lakukan kemarin pada saat Indonesia mau ada multievent internasional, atletnya itu kalau enggak diberangkatkan sama cabornya, NOC Indonesia punya hak untuk memberangkatkan atlet itu sendiri karena nggak boleh ada diskriminasi," Okto mempertegas.

(mcy/aff)

Sentimen: positif (78%)