Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: Universitas Indonesia
Tokoh Terkait
GOTO Rugi Rp 40 T, tapi Kok Bisa Berkontribusi ke Ekonomi Rp 428 T?
Detik.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta -
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dalam kajian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM) FEB UI) disebut berkontribusi terhadap perekonomian nasional sekitar Rp 349-428 triliun atau setara 1,8-2,2% PDB Indonesia pada 2022.
Pada 2022, GoTo masih mencatatkan rugi bersih Rp 40,4 triliun. Lalu kerugian ini bisa disebut menjadi ongkos penyumbang distribusi ke perekonomian RI?
Menanggapi hal tersebut CEO GoTo Andre Soelistyo terkait dengan laporan keuangan terakhir profitabilitas perusahaan masih mencatatkan kerugian.
"Ada beberapa adjustment accounting bottomline, itu seakan-akan besar tapi semua itu accounting bukan cash," kata dia di kantor GoTo, Jakarta Selatan, Rabu (29/3/2023).
Dia menjelaskan pada kuartal IV terjadi perbaikan pada beberapa kinerja perusahaan. Dalam laporan kinerja unaudited disebutkan GoTo secara konsolidasi mencatatkan penurunan pada beban promosi terhadap pelanggan. Penurunan biaya insentif dan pemasaran di kuartal IV-2022 dipangkas 34% dibandingkan tahun sebelumnya atau senilai Rp 2,8 triliun.
Sebagai akibat dari penurunan beban promosi kepada pelanggan yang signifikan, pendapatan bersih melonjak 2,2x menjadi Rp 11,3 triliun pada 2022 dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 5,2 triliun. Beban promosi turun namun nilai transaksi bruto (Gross Transaction Value/GTV) GOTO melonjak 33% menjadi Rp 613 triliun.
Pada unit bisnis Financial Technology Services misalnya, GTV layanan pembayaran terus tumbuh di kuartal IV, meskipun insentif konsumen layanan pembayaran berkurang sekitar 40% dibandingkan tahun sebelumnya.
Komisaris GoTo Agus Martowardojo mengungkapkan perusahaan sedang berupaya melakukan percepatan sehingga kontribusi margin akan berada pada level positif.
"Kita bicara 2022, setelah GoTo itu merger dan IPO mereka menyiapkan diri untuk bisa tumbuh dan mengejar kinerja yang baik. "GTV masih tumbuh, pendapatan kotor juga naik, EBITDA kuartal IV naik 52%, kondisi itu sebelum pengumuman kita akan melakukan percepatan kinerja. Saya bangga dengan manajemen ini," ujar dia.
Kepala LPEM FEB UI Chaikal Nuryakin mengatakan dalam sistem perekonomian ada istilah public goods, di mana pemerintah biasanya melakukan spending terlebih dulu untuk menggerakkan perekonomian. Jika hal itu kurang maka bisa disubsidi dengan pajak atau tambahan lainnya.
"Dengan adanya itu, ekonomi akan tumbuh dan masyarakat sejahtera dan bisa berkontribusi lebih besar. Kalau rugi, tapi kuenya berkembang, kesejahteraan bisa naik. Jadi jangan one shot, kita juga harus lihat keseluruhannya," jelas dia.
(ara/ara)
Sentimen: negatif (72.7%)