Bank Mandiri Sebut Krisis Bank AS & Eropa Kuatkan Rupiah
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah sejumlah bank di Amerika Serikat (AS), efek jatuhnya Silicon Valley Bank (SVB) sudah sampai di benua Eropa. Saat ini, krisis tengah melanda Credit Suisse di Swiss dan Deutsche Bank di Jerman. Lantas, investor dan nasabah perbankan global tengah mengkhawatirkan kinerja industri perbankan.
Tetapi, PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) menyampaikan bahwa sejauh ini dampak krisis AS dan Eropa relatif minimal terhadap pasar keuangan domestik. Polemik ini justru dinilai membawa dampak positif dengan memicu penguatan mata uang regional.
"Fenomena kolapsnya beberapa bank di AS dan Eropa menurut hemat kami, cukup memberi sentimen negatif pada Dolar AS dan menyebabkan indeks Dolar AS melemah, sehingga justru berdampak pada penguatan pada mata uang regional," ujar Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha kepada CNBC Indonesia, Senin (27/3/2023).
Ia menyampaikan pasar juga berekspektasi bahwa The Fed tidak akan terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga ke depan, sehingga risiko gejolak di pasar keuangan domestik relatif terbatas. Pada FOMC meeting Maret 2023, sesuai ekspektasi The Fed hanya menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps menjadi ke kisaran 4,75% sampai 5%, setelah sebelumnya sempat terdapat spekulasi kenaikan suku bunga yang lebih tinggi.
Rudi mengatakan, respons otoritas kebijakan setempat yang cepat dan tanggap turut meminimalisir dampak negatif pada pasar keuangan global. Sehingga kepanikan pasar yang cenderung meningkat dalam dua minggu terakhir dapat ditahan.
"Kondisi ekonomi Indonesia yang solid dengan fundamental yang terjaga turut menjaga daya tahan ekonomi Indonesia dari tekanan eksternal," ujarnya.
Meskipun begitu, Bank Mandiri tetap antisipatif. Secara internal BMRI juga telah memperketat monitoring dan langkah mitigasi terhadap risiko eksternal.
"Bank Mandiri telah melakukan stress test baik secara reguler maupun terhadap peristiwa-peristiwa terkini yang membutuhkan early warning signal seperti mencermati dampak perlambatan ekonomi global dan dampak gejolak di pasar finansial," papar Rudi.
Ia menambahkan, secara fundamental, Bank Mandiri baik secara group maupun individu menjalankan prinsip prudential dan mitigasi risiko yang optimal.
[-]
-
Bos Mandiri Sabet The Best CEO In Digital Banking Innovation(fsd/fsd)
Sentimen: negatif (95.5%)