Sentimen
Negatif (99%)
27 Mar 2023 : 23.58
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Apple

Kasus: PHK

Tokoh Terkait

Badai PHK 10 Raksasa Teknologi yang Masih Cuan, Ini Alasannya

27 Mar 2023 : 23.58 Views 6

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno

Badai PHK 10 Raksasa Teknologi yang Masih Cuan, Ini Alasannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Badai PHK sudah menghadang raksasa teknologi, dan gelombangnya main kencang tahun ini. Banyak perusahaan melakukan pemangkasan karyawan hingga berjumlah belasan ribu.

Padahal, banyak dari perusahaan itu yang tercatat masih mendulang keuntungan. Alasan yang selalu dipakai adalah demi menjaga stabilitas perusahaan. Namun, agaknya alasan sebenarnya adalah kesalahan manajemen yang terlalu banyak merekrut karyawan ketika masa pandemi.

"Pengurangan jumlah karyawan ini akibat perekrutan yang berlebih selama masa pandemi. Selain itu juga proses pertumbuhan yang lebih lambat dari perkiraan semula," tulis laporan perusahaan jasa keuangan Jefferies, mengutip CNBC International, Senin (27/3/2023).

-

-

Selain itu, dengan tingkat suku bunga dan inflasi yang tinggi, membuat konsumen menahan pengeluarannya di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Dengan kenaikan tingkat suku bunga, modal perusahaan juga menjadi lebih mahal, yang membuat perusahaan mulai ketat dengan biaya dari jumlah karyawannya.

Sehingga perusahaan perlu mengurangi jumlah karyawannya untuk mendapatkan kembali efisiensi operasi, dengan jumlah karyawan yang sesuai dengan tren permintaan saat ini.

"Khusus untuk startup, lonjakan lapangan kerja sebagian didorong oleh modal murah," tulis laporan Bank of America Global Research.

Berikut adalah beberapa perusahaan teknologi raksasa yang telah melakukan pemecatan meski masih untung besar:

1. Microsoft

Perusahaan multinasional teknologi asal Amerika Serikat ini berhasil membukukan laba US$ 16,4 miliar untuk kuartal yang berakhir di 31 Desember, turun 8% dari tahun lalu.

Bisnis Microsoft Cloud berhasil mendorong pendapatan perusahaan sebesar US$ 27,1 miliar atau naik 22% year on year (Yoy).

Bahkan perusahaan ini juga berhasil mencatat rekor pada tahun fiskal 2022 yang berakhir pada 30 Juni.

"Kami melaporkan pendapatan US$ 198 miliar dan pendapatan operasional US$ 83 miliar. dan Microsoft Cloud melampaui US$ 100 miliar dalam pendapatan tahunan untuk pertama kalinya," kata CEO Satya Nadella dalam laporan tahun fiskal 2022.

Meski begitu Microsoft mengumumkan per Januari lalu mereka memberhentikan 10.000 pekerja untuk mempersiapkan pertumbuhan pendapatan yang lebih lambat.

2. Alphabet

Induk dari Google ini per Januari lalu akan memangkas 12.000 pekerja.

Sebabnya perusahaan kehilangan pendapatan dan pada kuartal ke empat, meski berhasil menambah pertumbuhan pendapatan secara year on year 1% pada kuartal yang berakhir di Desember.

CFO Ruth Porat mengatakan selama Alphabet menambahkan 3.455 orang pada kuartal itu, kebanyakan dari mereka adalah pekerja di bidang teknis.

Dia juga mengatakan bahwa perusahaan secara signifikan memperlambat laju perekrutan saat ini untuk menghasilkan pertumbuhan yang menguntungkan dalam jangka panjang.

"Selama dua tahun terakhir kami telah melihat periode pertumbuhan yang dramatis. supaya serasi dan mendorong pertumbuhan itu, kami merekrut sesuai dengan realitas ekonomi yang berbeda dari yang kami hadapi saat ini," kata CEO Sundar Pichai dalam sebuah memo kepada staf.

3. Amazon

Perusahaan besutan Jeff Bezos ini memberhentikan lebih dari 18.000 karyawan pada bulan Januari dan akan memberhentikan 9.000 pekerja lagi dalam beberapa minggu mendatang.

Namun perusahaan ini masih membukukan pendapatan yang baik pada kuartal keempat tahun 2022. Bahkan mengalahkan perkiraan dari banyak analis.

Meski pendapatan bersih naik 9% menjadi US$ 149,2 miliar pada kuartal itu pendapatan operasional turun menjadi US$ 2,7 miliar, dibandingkan tahun lalu US$ 3,5 miliar.

Secara keseluruhan pada tahun 2022 menjadi pertumbuhan paling lambat sejak menjadi perusahaan publik pada 1997. Bahkan raksasa e-commerce itu mengatakan sedang bersiap menghadapi tekanan resesi dan penurunan belanja konsumen.

4. SAP

Perusahaan perangkat lunak asal Jerman ini mendapatkan pendapatan dari Cloud naik 24% dari tahun lalu. Bahkan pertumbuhan laba operasinya juga tumbuh 2%.

Namun SAP mengumumkan Januari lalu mereka memangkas hingga 3.000 staff-nya, karena pucuk pimpinannya berusaha menargetkan pertumbuhan laba dua digit pada tahun 2023.

5. SEA Group

Raksasa teknologi yang berbasis di Singapura ini mencatatkan laba bersih US$ 422,8 juta pada kuartal empat tahun 2022. Ini merupakan laba kuartalan pertama perusahaan sejak perusahaan itu dimulai pada tahun 2019.

Beberapa hari kemudian, unit e-commerce Shopee di Indonesia Sea melakukan putaran baru PHK, mempengaruhi kurang dari 500 karyawan tetap dan kontrak, menurut laporan media.

Tahun lalu, perusahaan dilaporkan telah memangkas lebih dari 7.000 pekerjaan atau sekitar 10% dari tenaga kerjanya.

Selain itu beberapa perusahaan teknologi Asia yang tidak luput melakukan PHK seperti, GoTo Group Indonesia, Sea Group Singapura, Carousell, Foodpanda, dan Naver Korea Selatan dan Kakao.

6. Dell

Dell membukukan rekor pendapatan sebesar US$ 102,3 miliar pada tahun fiskal 2023 yang berakhir pada 3 Februari, naik 1% dari tahun sebelumnya. Sedangkan pendapatan operasional juga naik 24% menjadi US$ 5,77 miliar.

Namun pada Februari lalu perusahaan pembuat komputer ini mengumumkan rencana memberhentikan 5% tenaga kerja nya atau setara 6.650 pekerja.

7. Apple

Raksasa Apple juga tidak lepas dari badai PHK. Perusahaan terlihat berencana akan mengencangkan ikat pinggangnya.

Dimana perusahaan dilaporkan menunda bonus untuk beberapa karyawan dan hanya melakukan perekrutan terbatas pada bulan Maret. Selain itu menurut laporan Bloomberg Apple juga melepaskan sejumlah pekerja kontraknya pada Agustus tahun lalu.

Pembuat iPhone ini kehilangan pendapatan, laba dan penjualan pada beberapa lini bisnis di kuartal pertama tahun fiskal 2023, yang berakhir Desember tahun lalu.

CEO Tim Cook menyalahkan dolar yang kuat, gangguan produksi di China, dan hambatan makro.


[-]

-

Biang Kerok PHK Google Ketahuan, Ternyata Mantan Bos-nya CEO
(fab/fab)

Sentimen: negatif (99.9%)