Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Tesla
Tokoh Terkait
Harga Terus Turun, Masa Suram Kripto Dimulai?
CNNindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Harga mata uang kripto cenderung menurun dalam beberapa bulan terakhir. Mayoritas menurun hingga menyentuh zona terendah.
Seperti bitcoin turun pada 18 Juni lalu. Harga kripto tersebut anjlok 6,53 persen menjadi US$19.106, terendah sejak Desember 2020.
Ada juga aset kripto terra (LUNA) yang dibekukan oleh manajemen dalam perdagangan di blockchain karena harganya menurun drastis.
Direktur Analis PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut penurunan harga kripto disebabkan oleh spekulasi kenaikan suku bunga yang ditetapkan teh Fed akibat inflasi yang tinggi.
Kondisi ini akan mengakibatkan resesi di negara-negara maju dan membuat dolar AS semakin menguat. Penguatan dolar kemudian akan berpengaruh pada valuta asing dan aset kripto.
"Bank sentral AS menaikkan suku bunga, dolar menguat, di situ lah aset kripto itu berguguran," ujar Ibrahim kepada CNNIndonesia.com, Senin (28/7).
Selain kenaikan suku bunga, penurunan harga kripto juga disebut dipengaruhi oleh Elon Musk. Bos Tesla itu disebut identik dengan kripto sehingga ketika saat ini ia bermasalah dengan Twitter maka turut mempengaruhi kripto.
"(Elon) katanya mau mengakuisisi Twitter, kemudian nyatanya tidak mengakuisisi, sekarang bermasalah. Ini menjadi gonjang ganjing terhadap aset kripto. Aset kripto tidak punya lagi brand ambasadornya, dulu kan Elon Musk," ujar Ibrahim
Ibrahim mengatakan harga kripto masih akan berfluktuasi hingga September 2022 jika bank sentral global masih menaikkan suku bunga.
Senada, Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong mengatakan kripto tertekan oleh pengetatan the Fed yang membuat dolar AS mengalami penguatan. Namun, penurunan kripto semakin diperburuk karena kepercayaan investor menurun setelah melihat kegagalan Terra USD (UST).
"Penurunan tajam belakangan ini disebabkan oleh kekuatiran dan jatuhnya kepercayaan atau sentimen investor setelah kegagalan pada coin mapan seperti Terra (UST)," ujar Lukman.
Lukman menambahkan kripto masih akan tertekan hingga akhir tahun ini seiring dengan kebijakan suku bunga the Fed yang menyebabkan investor menghindari aset beresiko.
Perusahaan Kripto Luar Negeri Mulai Berguguran
Lukman menjelaskan penurunan harga kripto menyebabkan reaksi berantai hingga membuat sejumlah perusahaan kripto di luar negeri tak sanggup bertahan dan mengajukan pailit
Baru-baru ini, perusahaan kripto Celsius mengajukan bangkrut dengan menggunakan Undang-undang Kepailitan AS Bab 11. Artinya, perusahaan ingin meminta perlindungan untuk tetap beroperasi meski berstatus pailit.
Selain Celcius, platform kripto lainnya yang dilanda kebangkrutan adalah Voyager Digital Ltd, pialang kripto asal Kanada, yang juga mengajukan perlindungan kebangkrutan akibat volatilitas pasar kripto dan jatuhnya hedge fund yang meminjam dana ke perusahaan.
Namun, Lukman mengatakan industri kripto di Indonesia masih bisa berkembang. Terlebih jika pasar kripto kembali pulih.
Menurutnya, perusahaan kripto di luar negeri yang mengajukan pailit tampaknya bukan hanya sekedar broker.
"Di sini mayoritas itu brokerage house murni. Tapi masalahnya, dengan collapse harga kripto, apakah masih bisa menarik untuk traders? Dengan cepatnya bermunculan trading brokers, persaingan akan semakin berat," kata Lukman.
Sementara Ibrahim mengatakan kebangkrutan yang terjadi di perusahaan platform kripto luar negeri cukup wajar mengingat harga aset yang terus turun. Apalagi dalam waktu dekat bank sentral AS The Fed akan mengumumkan rencana kenaikan suku bunga acuannya.
"Ini baru Juli, belum Agustus dan September. Kenaikan suku bunga ini membuat banyak perusahaan mengajukan kebangkrutan," katanya.
Dalam hal ini, Ibrahim mengatakan belum adanya perusahaan platform di Indonesia yang mengajukan pailit bukan berarti kondisi industri kripto dalam negeri baik-baik saja.
"Indonesia memang belum ada yang mengajukan pailit di Bappebti, karena kan mereka baru calon, calon pedagang, belum resmi. Biasanya 3 bulan sekali Bappebti akan umumkan nasabah yang transaksi di aset kripto. Tapi sampai sekarang belum ada, jadi bisa saja, aset kripto di Indonesia stagnan," imbuhnya.
[-]
(fby/dzu)Sentimen: negatif (100%)