Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Bank Mandiri
Grup Musik: APRIL
Tokoh Terkait
IHSG Sering 'Ngagetin', Mending Cek Saham Moncer IDXHIDIV20
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham yang masuk dalam IDXHIDIV20 menjadi idola akhir-akhir ini. Investor mencari cuan di indeks yang berisikan 20 emiten dengan dividen tinggi tersebut saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak volatil.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IDX High Dividend 20 berhasil menguat 2,17 persen sejak awal tahun (YtD). IHSG sendiri malah melemah 1,36 persen YtD.
Saham produsen rokok HM Sampoerna (HMSP) mencatatkan kinerja tertinggi, sebesar 38,69% YtD.
Bersama Gudang Garam (GGRM), yang tidak masuk IDXHIDIV20, saham HMSP menjadi salah satu buruan investor di awal 2023 ini, menjadikannya kembali memasang 'mode defensif'.
Walaupun memang, dalam jangka yang lebih panjang saham ini masih downtrend. Ini terlihat dari kinerja dalam 3 tahun terakhir yang masih turun 48,21 persen dan dalam 5 tahun belakangan anjlok 72,78 persen.
Besaran imbal hasil dividen (dividend yield) yang lumayan, sebesar 6,15% apabila melihat tahun lalu, tentu menjadi alasan tersendiri buat sejumlah investor 'memarkir dana' ke anak usaha Philip Morris tersebut.
Di bawah HMSP, ada saham pengelola jaringan minimarket Alfamart (AMRT) yang sudah melejit 10,94% YtD.
Baru masuk IDXHIDIV20 pada 3 Februari 2023 lalu, dividend yield terakhir AMRT memang tidak besar, hanya 1,03 persen.
Namun, investor tampaknya melihat potensi kenaikan kinerja keuangan sehingga mencari baik itu capital gain maupun dividen dari emiten milik pengusaha Djoko Susanto tersebut.
Selain HMSP dan AMRT, saham bank BUMN Bank Mandiri (BMRI) juga memiliki kinerja moncer, mleonjak 10,08% YtD.
Investor memborong saham BMRI seiring bank akan melangsungkan pembagian dividen dan pemecahan nilai nomial saham (stock split).
BMRI berencana akan melakukan stock split dengan rasio 1:2 atau 1 saham lama dengan nilai nominal Rp 250 per saham menjadi 2 saham baru dengan nilai nominal Rp 125 per saham.
Hal tersebut telah direstui oleh para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa pekan lalu.
Dalam hal ini, untuk saham Seri A Dwiwarna akan tetap dipertahankan 1 saham dan sisanya akan diperhitungkan menambah saham Seri B milik Negara Republik Indonesia.
Adapun, akhir perdagangan dengan nilai nominal lama pada 6 April 2023, sedangkan awal perdagangan dengan nilai nominal baru pada 10 April 2023.
Selain soal stock split, RUPST pada Selasa lalu telah menyetujui pembagian dividen sebesar 60% dari laba bersih konsolidasian yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tahun buku 2022 yang sebesar Rp 41,1 triliun.
Artinya, BMRI membagikan dividen tunai kepada para pemegang saham senilai Rp 24,7 triliun.
Adapun cum date atau tanggal terakhir untuk investor bisa mendapatkan dividen BMRI jatuh pada hari ini, Jumat (24/3).
Saham emiten telekomunikasi Telkom (TLKM) dan alat berat Grup Astra UNTR juga berhasil menguat 8,80% dan 7,38% sejak awal tahun.
Saham sang induk UNTR, Astra International (ASII) juga berhasil menguat 4,39% YtD.
Kedua emiten Astra tersebut juga bakal mengajukan pembagian dividen jumbo tahun ini.
Dalam keterbukaan informasi pada 28 Februari lalu, manajemen UNTR mengumumkan usulan pembagian dividen final untuk tahun buku 2022 sebesar Rp6.185/saham.
Usulan tersebut akan diajukan dalam Rapat Umum pemegang Saham Tahunan (RUPST) UNTR pada April mendatang.
Nah, apabila dijumlahkan dengan dividen interim Rp818/saham yang telah dibagikan pada Oktober 2022, total dividen yang akan diusulkan untuk pada 2022 menjadi sebesar Rp7.003/saham.
Apabila menggunakan patokan usulan dividen final yang akan dibagikan, dividend yield UNTR akan sangat besar, mencapai lebih dari 20 persen.
Sedangkan ASII akan mengusulkan dividen final 2022 Rp552/saham. Sama seperti UNTR, ini juga menjadi rekor dividen ASII.
Bila digabungkan dengan dividen interim Rp88/saham yang sudah ditebar pada Oktober tahun lalu, total dividen yang akan diusulkan direksi ASII untuk tahun buku 2022 menjadi Rp640/saham.
Hal ini juga membuat dividend yield untuk usulan dividen final ASII menarik, berada di kisaran 9%.
Singkatnya, di saat situasi pasar saham yang seringkali 'dihajar' sentimen negatif dari luar, terutama soal suku bunga tinggi ala bank sentral AS, The Fed, mengoleksi saham-saham tertentu di IDXHIDIV20 bisa menjadi pertimbangan yang baik.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research, divisi penelitian CNBC Indonesia. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau aset sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[-]
-
IHSG Roller Coaster di Sesi 1, Mau Kemana Nih di Sesi 2 ?
(fsd/fsd)
Sentimen: negatif (65.3%)