Jakarta -

Meta, perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp, telah mengumumkan dua fase PHK dalam kurun waktu kurang dari enam bulan. Lantas, bagaimana strategi raksasa teknologi ini ke depannya?

Meta mengumumkan PHK putaran pertamanya pada November 2022 yang memangkas 11.000 karyawan atau sekitar 13% dari total tenaga kerjanya. PHK tahap kedua diumumkan pada awal Maret 2023 yang akan berdampak pada 10.000 karyawan. CEO Meta Mark Zuckerberg bahkan menyebut 2023 sebagai tahun efisiensi.

Country Managing Director Meta di Indonesia Pieter Lydian mengatakan PHK ini merupakan bentuk efisiensi untuk menjaga keberlangsungan perusahaan. Apalagi di tengah kondisi ekonomi makro yang tidak menentu.

-

-

"Karena konteks dari makro kan berubah. Kalau kita lihat beberapa tahun yang lalu suku bunga dari Fed itu 0%, per tadi malam sudah naik 4,75%," kata Pieter dalam acara Facebook Today and Tomorrow di Jakarta, Jumat (24/3/2023).

"Kondisi makro itu berubah, sehingga dari perusahaan itu perlu menyesuaikan," sambungnya.

Pieter tidak mengungkap bagaimana dua PHK massal yang diumumkan Zuckerberg berdampak pada operasional di Indonesia. Namun ia menegaskan bahwa prioritas dan strategi Meta ke depannya tidak akan terdampak PHK ini.

Saat ini Meta memiliki tiga prioritas, untuk jangka panjang, menengah dan pendek. Prioritas jangka panjang tentu proyek metaverse yang harapannya dapat diwujudkan dalam 5-10 tahun mendatang.

Sedangkan prioritas jangka pendek Meta untuk tahun ini adalah menyediakan fitur-fitur baru yang berfokus pada kecerdasan buatan (AI), kreator, dan koneksi antar pengguna di semua platform-nya.

"Kita adalah perusahaan teknologi, kita tidak beralih dari kiblat itu. Kembali kepada misi, misi kita tidak berubah kita adalah perusahaan teknologi sosial yang menghubungkan orang-orang," pungkas Pieter.

Simak Video "Putaran Kedua PHK Massal Meta: Pangkas 10 Ribu Karyawan"
[-]
(vmp/fay)