Vaksin Merah Putih yang dikembangkan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya memasuki uji praklinik tahap dua dengan menguji ke hewan besar makaka.

Rektor Unair Prof Mohammad Nasih, mengatakan, para peneliti Unair telah menyuntikan vaksin itu ke 15 ekor makaka.

Jumlah itu masih dibawah target uji praklinik tahap dua yang mestinya dilakukan ke 30-an ekor.Sebelumnya Unair telah menyelesaikan uji praklinik tahap pertama ke hewan mencit.

-

-

"Ada 15 yang sudah disuntikan, memang karena keterbatasan kami harus lakukan secara steril bertahap, tidak mungkin kangsung sekian puluh," kata Nasih, Kamis (30/6).

Menurut Nasih, kekurangan hewan uji terjadi karena Unair tak memiliki kandang khusus BSL-3 sebagai lokasi hewan uji coba mereka. Pihaknya juga sempat meminta bantuan ke Institute Pertanian Bogor (IPB).

"Kemarin sempat ada problem terkait ketersediaan BSL-3, kita sedianya mau bekerja sama dengan kawan-kawan di IPB. Tapi karena kawan-kawan di IPB overload pemanfaatan kandang yang terspesialisasi itu," ujar dia.

Nasih mengatakan bahwa kandang BSL-3 ini amat penting pada uji praklinik vaksin. Kandang tersebut didesain khusus sehingga antar hewan tidak bisa saling berinteraksi. Dengan kondisi ini, kondisi hewan yang diuji coba dengan suntikan vaksin bisa termonitor.

"Kita ada BSL-3 tapi bisa terjadi kontak antar satu makaka ke makaka lainnya jadi tidak digunakan. Yang kita butuhkan adalah kandang yang terisolasi di satu tempat," ucapnya.

Unair, saat ini mendapat support PT Biotis, yang bisa menyediakan kandang BSL-3 seperti yang dibutuhkan oleh para peneliti. Uji praklinik tahap dua ini pun bisa dilanjutkan.

"Kawan-kawan di Biotis Alhamdulillah menyiapkan BSL3 dengan kandangnya yang terisolasi antara satu dan lainnya," kata dia.

Nasih menyebutkan, pihaknya menargetkan tahap dua ini dapat segera selesai sehingga pada bulan Agustus atau September nanti, vaksi Merah Putih bisa memasuki tahap uji klinis kepada manusia.

"Semoga tetap bisa sesuai dengan schedule (jadwal) yang telah ditetapkan," pungkas dia. 

[-]