Sentimen
Positif (61%)
17 Mar 2023 : 18.43
Tokoh Terkait

Saham Bank Digital Juga Ngacir, Bakal Bertahan Lama?

17 Mar 2023 : 18.43 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Saham Bank Digital Juga Ngacir, Bakal Bertahan Lama?

Jakarta, CNBC Indonesia - Tak hanya saham bank non-digital saja yang cerah, saham bank digital juga terpantau bergairah pada perdagangan sesi I Jumat (17/3/2023), di tengah kabar baik bahwa banyak bank di Amerika Serikat (AS) ingin membantu bank yang sedang mengalami krisis.

Dari enam saham bank digital, hanya satu yang cenderung terkoreksi pada sesi I hari ini. Bahkan, mayoritas sudah melesat berkisar 2% - 5%.

Berikut pergerakan bank digital pada perdagangan sesi I hari ini.

-

-

Emiten Kode Saham Harga Terakhir Perubahan Harga Bank Aladin Syariah BANK 1.180 5,36% Bank Neo Commerce BBYB 500 4,60% Bank Raya Indonesia AGRO 356 2,89% Bank MNC Internasional BABP 88 2,33% Bank Jago ARTO 2.180 0,93% Allo Bank Indonesia BBHI 1.500 -3,23%

Sumber: RTI

Hingga pukul 09:59 WIB, saham PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) menjadi yang paling besar penguatannya pada pagi hari ini, yakni melejit 5,36% ke posisi harga Rp 1.180/saham.

Berikutnya ada saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) yang melonjak 4,6% ke Rp 500/saham.

Adapun saham bank digital berkapitalisasi pasar besar (big cap) yakni PT Bank Jago Tbk (ARTO) juga menguat 0,93% menjadi Rp 2.180/unit.

Investor kembali mendapat kabar baik setelah 11 bank di AS ingin menyelamatkan First Republic Bank agar risiko penularan dari krisis SVB tidak berlanjut meluas.

11 bank sepakat untuk menyetor dana senilai US$ 30 atau sekitar Rp 462 triliun (kurs Rp 15.400) ke First Republic Bank untuk menghindarkan bank tersebut dari kebangkrutan.

Seperti diketahui, First Republic Bank dikhawatirkan menjadi 'next' SVB setelah sahamnya terus jeblok. Seperti SVB, First Republic Bank menghadapi penarikan dana besar-besaran karena anjloknya kepercayaan nasabah.

Pada Minggu lalu, mereka mengatakan memiliki likuiditas sebesar US$ 70 miliar, tetapi likuiditas tidak akan cukup untuk menghadapi guncangan di pasar saham serta penarikan besar-besaran dana nasabah.

Saham First Republic Bank berhasil melesat 9,98% kemarin. Saham sempat jeblok di hampir periode 6-15 Maret 2023 di mana penguatan terlemah terjadi pada Senin pekan ini yakni 61,8%.

Sementara itu di Eropa, Credit Suisse akan menggunakan fasilitas kredit sebesar US$ 54 miliar dari Bank Sentral Swiss (SNB) untuk meningkatkan likuiditasnya.

Di lain sisi, pelaku pasar menyambut baik dari keputusan Bank Indonesia (BI) yang menahan suku bunga acuannya kemarin.

BI mempertahankan suku bunga di level 5,75%. Alasan BI mempertahankan suku bunga juga sudah mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) di kisaran 5,25-5,75%.

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan The Fed memang akan mempertimbangkan krisis perbankan AS dalam menentukan kebijakan pekan depan. Namun, The Fed akan tetap menjadikan faktor fundamental yakni inflasi.

"Ada potential skenario, The Fed akan menaikkan (suku bunga) 5,5-5,75%. The Fed memang akan mempertimbangkan financial stability tetapi sudah ada langkah-langkah dan program untuk menyelamatkan bank," imbuh Perry, dalam konferensi pers, Kamis (16/3/2023).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


[-]

-

Saham Bank Loyo, Efek Silicon Valley Bank Bangkrut?
(chd/chd)

Sentimen: positif (61.5%)