Sentimen
Negatif (86%)
17 Mar 2023 : 05.04
Tokoh Terkait

Ramai Panik Silicon Valley Bank Bangkrut, Bos OJK Bilang Gini

17 Mar 2023 : 05.04 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Ramai Panik Silicon Valley Bank Bangkrut, Bos OJK Bilang Gini

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis Silicon Valley Bank (SVB) menjadi bola panas ke bank lain di penjuru dunia. Namun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai hingga saat ini tidak ada tanda-tamda bank besar ke-16 asal Amerika Serikat (AS) akan membawa kericuhan pada ekonomi Indonesia.

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mengatakan, jika ada arus modal keluar hanyalah respon sesaat pelaku pasar saja.

"Masyarakat kan ini psikologis (saja). Ada apa tiba-tiba lanjut, kemudian bisa ada rush tarik uangnya. Tapi kami yakinkan bank Indonesia relatif baik," ujarnya saat ditemui di Nusa Dua, Bali, Kamis (16/3).

-

-

Ogi menegaskan, masyarakat Indonesia sebenarnya tidak perlu khawatir terhadap fenomena yang terjadi di perbankan AS. Sebab, tidak ada dampak langsung yang akan menghantam ekonomi RI akibat kolapsnya SVB.

"Sejauh ini kita nggak lihat ada. Dampaknya seperti apa, laporan tak ada terkait langsung. Ini lebih ke sikologis saja. Tadi kita monitor saat ini tak ada bank dalam status dalam resolusi," tuturnya.

Ogi memperkirakan, meskipun industri perbankan global sedang mengalami guncangan, namun tren perbankan tahun ini masih akan baik.

Ogi menjelaskan, OJK mencatat pemberian pinjaman atau kredit sektor perbankan sepanjang 2022 tumbuh positif. Pada sektor pembiayaan mengalami pertumbuhan sebesar 13,5%, sedangkan sektor perbankan juga tumbuh diatas 10%.

"Saya yakin 2023 dengan pandemi sudah kita kendalikan, bisnis akan tumbuh secara normal, ekonomi Indonesia tumbuh dengan baik pada tahun 2022 tukbuh 5,31%," ungkapnya.

Ogi menekankan, meskipun saat ini sedang menghadapi banyak tantangan seperti krisis global, inflasi masih akan terus berlanjut, kenaikan suku bunga acuan The Fed, dan geopolitik global yang masih bergulir, namun bank Indonesia cukup stabil dan masih terus tumbuh positif.

"SVB memang terjadi di AS dan gejolak itu terjadi, Federal Reserve Jerome Powell dan ketua lembaga penjamin simpanan AS Federal Deposit Insurance Corp (FDIC) sudah mengambil langkah untuk mengamankan para simpanan dan langsung ditarik. (Sehingga) kepercayaan industri keuangan terjaga," jelasnya.

Dengan demikian, dampak secara langsung dari efek SVB ke Indonesia tidak akan terjadi karena perbankan dan perekonomian Tanah Air memiliki fundamental yang sehat.

"Fundamental ekonomi Indonesia baik, di bank terkendali. Pertumbuhan kredit diatas 10%, NPL (kredit bermasalah) sangat terkendali. Program-peogram yang untuk dampak pamdemi akan berakhir akhir maret 2023, tapi OJK ambil relaksasi tetap diberikan untuk UMKM, untuk sektor makanan dan minuman. Dan provinsi Bali masih ada rekasasi," pungkasnya.


[-]

-

IHSG Rontok 1,56% Gara-Gara SVB Effect? Bos OJK Buka Suara
(rob/ayh)

Sentimen: negatif (86.5%)