Sentimen
Negatif (99%)
16 Mar 2023 : 13.01
Informasi Tambahan

BUMN: Bank Mandiri

Kasus: kebakaran

Tokoh Terkait

Main Saham Lagi Suram, Lebih Baik 'Cash is King' Dulu

16 Mar 2023 : 13.01 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Main Saham Lagi Suram, Lebih Baik 'Cash is King' Dulu

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak volatil dan tertekan di tengah likuiditas pasar yang surut dan hantaman sentimen eksternal. Bersikap wait and see dan meningkatkan posisi cash bisa menjadi pilihan tepat saat ini.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), per penutupan perdagangan Rabu (15/3/2023), IHSG berada di posisi 6.628,13 dan bahkan pagi ini sempat longsor ke level 6.500an sebelum memangkas koreksinya.

Dalam hampir dua pekan terakhir, pelaku pasar menyaksikan IHSG merosot cepat dari level psikologis 6.800 ke 6.600-an saat ini. Ini setara dengan penurunan 3,34%.

-

-

Kinerja IHSG sepanjang 2023 (year to date/YtD) juga jeblok, minus 3,25%.

Secara umum, IHSG memang sedang dalam tren menurun (downtrend) jangka pendek.

IHSG sudah turun 9,4% dari level harian tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada 13 September 2022 di 7.318.

Dihantui kecemasan sikap hawkish bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) hingga peristiwa kolapsnya dua bank AS beberapa hari lalu, Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank, yang membuat bursa saham global 'kebakaran', IHSG semakin tertekan.

Aliran dana investor asing pun seret. Secara YtD, asing melakukan jual bersih (net sell) Rp2,60 triliun di pasar reguler. Dalam sebulan belakangan, di tengah kondisi makro semakin bergejolak, asing membukukan net sell Rp3,01 triliun di pasar reguler.

Saham emiten dengan kapitalisasi pasar (market cap) terbesar di BEI, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengalami net sell terjumbo, hingga Rp1,6 triliun secara YtD. Demikian pula, bank big cap PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan net sell terbesar kedua sebesar Rp1,5 triliun YtD.

Rerata nilai transaksi harian di bursa juga mengecil, di bawah Rp10 triliun, seiring investor ragu-ragu bermain di pasar yang masih kekurangan katalis positif. Padahal rata-rata nilai transaksi harian bursa pada 2022 mencapai lebih dari Rp14 triliun.

Belum lagi, seretnya likuiditas pasar akhir-akhir ini bisa jadi sebagian karena investor ritel, yang booming sejak pandemi 2020 di tengah makin masifnya layanan platform online trading, sedang menjauh dari pasar entah karena 'boncos' atau menunggu badai mereda.

Di samping itu, investor institusi juga, termasuk fund, yang dikenal dengan kedisiplinan soal manajemen uang, akan bersikap hati-hati menaruh dana di situasi yang kurang likuid macam sekarang ini.

Lebih lanjut, secara makro, Indonesia diprediksi tidak akan menerima banyak durian runtuh (windfall) harga komoditas pada 2023, setelah mengalami commodity boom pada tahun lalu di tengah perang Rusia-Ukraina yang berimbas pada rekor ekspor RI.

Di pasar saham, itu berarti salah satu penopang IHSG sepanjang 2022, yakni saham energi (IDXENERGY melonjak lebih dari 100% tahun lalu) tidak akan seheboh tahun lalu di 2023.

Ditambah, kondisi perbankan AS dan juga baru-baru mulai menjalar ke eropa di mana raksasa Credit Suisse mengalami kesulitan likuiditas akan ikut memengaruhi psikologi pasar terhadap saham perbankan RI yang dikenal penopang utama bursa.

Untuk itu, dalam situasi penuh volatilitas seperti saat ini, petuah yang sering diucapkan oleh legenda investasi mungkin bisa menjadi pedoman: 'Jangan terlalu sering melihat kondisi pasar'.

Karenanya, untuk mengurangi risiko investasi, akan lebih bijak untuk menahan diri memasuki pasar dan perlunya mengamankan atau meningkatkan posisi cash. Istilah 'cash is the king' atau 'kas (uang tunai) adalah raja' mungkin cocok untuk saat ini.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research, divisi penelitian CNBC Indonesia. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau aset sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


[-]

-

IHSG Roller Coaster di Sesi 1, Mau Kemana Nih di Sesi 2 ?
(trp/trp)

Sentimen: negatif (99.2%)