Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: Universitas Indonesia
Tokoh Terkait
Deepfake Menghantui Pemilu 2024, Ini Tips Mengetahuinya dan Tetap Aman
Liputan6.com Jenis Media: Bola
Liputan6.com, Jakarta - Deepfake menghantui Pemilu 2024. Bagaimana bisa? Ini lantaran konten-konten deepfake berpotensi digunakan pihak-pihak yang tak bertanggung jawab untuk saling menjatuhkan para kandidat peserta pemilu.
Deepfake bisa berbentuk video, foto, hingga rekaman suara yang dibuat melibatkan orang-orang serta dengan neural network. Dalam pembuatannya, alih-alih memakai teknik pengeditan gambar tradisional, penggunaan deep learning menggeser kebutuhan akan keterampilan dan membuat gambar atau suara palsu lebih meyakinkan.
Vladislav Tuskanov mengatakan deepfake adalah contoh utama dari teknologi yang berkembang lebih cepat dari pemahaman manusia dan cara mengelola komplikasinya.
"Deepfake dianggap memiliki dua sudut pandang. Di satu sisi, sebagai instrumen tambahan bagi seniman. Kedua, memberi celah untuk disinformasi yang dapat menjadi tantangan bagi masyarakat, mengenai apa yang kita percayai," kata ilmuwan data utama di Kaspersky itu.
Hal senada dikatakan Firman Kurniawan. Pengamat Budaya dan Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia itu meyakini konten-konten deepfake diyakini akan semakin banyak ditemukan, khususnya pada tahun politik seperti Pemilu 2024.
Karena itu, dia meminta masyarakat agar tidak langsung percaya hanya pada satu informasi sehingga bisa menghindari konten manipulasi deepfake. "Jadi masyarakat perlu mengkombinasikan sumber-sumber informasi, tidak hanya pada satu macam saja," kata Firman dikutip dari laman Antara, Rabu (15/3/2023).
Sentimen: negatif (91.4%)