Jakarta, CNBC Indonesia - Belakangan banyak PHK massal yang terjadi di industri startup, baik global maupun lokal di Indonesia. Melihat hal ini Partner GDP Venture Antonny Liem, PHK tak bisa diukur baik atau buruk.

Namun satu hal yang pasti, ada perubahan di dunia startup saat ini. Di mana jika dulu startup dipandang sebagai gaya hidup, kini sudah masuk ke dunia yang baru.

"Dulu startup mau naik jadi unicorn, tinggikan valuasi, market share dan sebagainya. Berita prestasinya adalah soal funding," kata dia dalam acara Power Lunch, di Jakarta, Rabu (15/3/2023).

-

-

Namun sekarang, lanjut dia, dengan adanya PHK dan efisiensi lainnya, seolah diingatkan kembali bahwa startup itu adalah bisnis. Di mana butuh profit yang bisa digunakan untuk bayar dividen dan cukup membayar gaji karyawan.

Belajar dari badai PHK yang terjadi belakangan ini, Antonny mengingatkan bahwa perusahaan rintisan tetap harus memikirkan profitabilitas sehingga tidak boleh gegabah dalam mengeksekusi strategi bisnis.

Ia memandang transformasi digital terjadi secara besar-besaran sekitar tahun 2020-2021. Namun kenyataannya, setelah pandemi perlahan meredah semua orang kembali ke non-digital dengan sangat cepat.

"Jadi tiba-tiba yang di 2020-2021, kemudian normalize, itu mungkin salah satu alasan (PHK) secara global juga, ibaratnya ada konsolidasi lah. Jadi mereka mendengarkan bisnis kalau biaya terlalu besar mau ga mau kan mengatur expenses," ujar dia.

[-]

-

Video: Duh! Badai PHK Berlanjut, Kali Ini Giliran Spotify
(tib)