Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) telah menyetujui susunan komisaris dan direksi baru. Ini merupakan hasil dari rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar Senin (13/3/2023).

Hasil RUPST telah menyetujui untuk memberhentikan dengan hormat Hadiyanto dari jabatannya sebagai komisaris. Pemberhentian ini sesuai dengan masa jabatannya yang sudah habis.

"Memberhentikan saudara Hadiyanto sebagai komisaris, karena habisterm-nya. Kami ucapkan terima kasih sumbangan tenaga dan pikirannya," ujar Direktur Utama BRI Sunarso dalam konferensi pers RUPST BRI secara virtual, Senin (13/3/2023).

-

-

Adapun penggantinya adalah Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan, Awan Nurmawan Nuh.

"Dan kemudian mengangkat nama berikut sebagai komisaris, adalah Awan Nurmawan Nuh sebagai komisaris. Anggota dewan komisaris baru bisa jalankan tugas setelah fit and proper test," lanjut Sunarso.

Sementara itu, jajaran direksi tidak mengalami perubahan.

Berikut susunan direksi dan komisaris BRI yang baru sesuai RUPST BRI Tahun 2023.

Dewan Komisaris

Komisaris Utama: Kartika Wirjoatmodjo

Wakil Komisaris Utama/Independen: Rofikoh Rokhim

Komisaris: Rabin Indrajad Hattari

Komisaris: Awan Nurmawan Nuh

Komisaris Independen: Dwi Ria Latifa

Komisaris Independen: Hendrikus Ivo

Komisaris Independen: Heri Sunaryadi

Komisaris Independen: Agus Riswanto

Komisaris Independen: Paripurna Poerwoko Sugarda

Komisaris Independen: Nurmaria Rosa

Dewan Direksi

Direktur Utama: Sunarso

Wakil Direktur Utama: Catur Budi Harto

Direktur Bisnis Mikro: Supari

Direktur Bisnis Kecil dan Menengah: Amam Sukriyanto

Direktur Bisnis Konsumer: Handayani

Direktur Human Capital: Agus Winardono

Direktur Keuangan: Viviana Dyah Ayu Retno K

Direktur Digital and Teknologi Informasi: Arga M. Nugraha

Direktur Manajemen Risiko: Agus Sudiarto

Direktur Bisnis Wholesale dan Kelembagaan: Agus Noorsanto

Direktur Jaringan dan Layanan: Andrijanto

Direktur Kepatuhan: A. Solichin Lutfiyanto

[-]

-

9M-2022, Laba Bersih BRI Melesat 103% Jadi Rp 39,31 Triliun
(fsd/fsd)