Sentimen
Positif (64%)
14 Mar 2023 : 01.48

Awan Hitam Selimuti Aset Kripto, Tanda Bakal Kiamat?

14 Mar 2023 : 01.48 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Awan Hitam Selimuti Aset Kripto, Tanda Bakal Kiamat?

Jakarta, CNBC Indonesia - Awan hitam menyelimuti pasar kripto pada pekan lalu. Kripto kini tengah menjalani berbagai guncangan akibat pasar keuangan Amerika Serikat (AS) yang membuat nilai pasar kripto terkikis US$ 70 miliar atau senilai Rp 1.081,2 lebih dalam 24 jam terakhir.

Guncangan pada pasar kripto dimulai dengan pernyataan hawkish. Chairman bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell. Dalam testimoninya di depan senat AS pada Selasa dan Rabu pekan ini (7-8/3/2023), Powell menegaskan komitmen The Fed untuk memerangi inflasi

Investment Partner dari GDP Venture Antonny Liem mengatakan, tren kripto bergantung dari perkembangan teknologi dan dukungan regulasi suatu negara. Namun, Ia memperkirakan transaksi kripto akan terus eksis.

-

-

"Kripto kan ya. Tahun lalu 2021-2022 naiknya kan tinggi terus anjlok ya karena banyak badai melanda terus menerus. Cuma siklusnya akan terus ada karena teknologi blockchain kelihatannya nggak akan hilang," ujarnya saat ditemui di Kembang Goela Jakarta, Senin (13/3).

Antonny melanjutkan, teknologi blockchain sendiri akan semakin maju sehingga adopsinya akan lebih inovatif. Apalagi, saat ini di benerapa negara termasuk Indonesia mulai menerapkan dukungan regulasi melalui bursa kripto.

"Jadi poinnya sekarang di regulator. Semakin itu regulator melihat dan memberikan regulasi yang cocok. Nggak terlalu ketat tapi cocok adopsinya akan membesar sehingga nanti siklusnya akan kembali," sebutnya.

Ia tidak dapat memastikan kapan investasi kripto mulai kembali berjaya, namun kedepannya ada secercah harapan seiring dengan perkembangan teknologi dan regulasi.

"Saya yakin kalau jangka panjang web3 atau blockchain teknologi tetap diadopsi bagi yang memerlukan. Usaha utk memberikan platform, regulasi, dan proteksi terhadap investor-investor ritel dan meregulasi supaya pemainnya itu lebih hati-hati, jadi tak semua coin ada dimana-mana dan semua ikut goreng-goreng kan di kripto banyak. Jadi dengan itu semua good signal step by step," pungkasnya.

Sebagai informasi, suku bunga tinggi akan menambah tekanan kepada nilai aset kripto karena naiknya beban perusahaan yang mengeluarkan kripto.

Pergerakan Kripto dengan Market Cap Terbesar

Dua guncangan besar kembali menggoyang pasar kripto menjelang akhir pekan. Di antaranya adalah kolapsnya Silvergate Capital yang merupakan pemberi pinjaman utama pada industri kripto serrta jatuhnya Silicon Valley Bank (SVB).

SVB kolaps hanya 48 jam setelah berencana mengumpulkan dana untuk menambah modal pada Rabu (8/3/2023). Bank tersebut berniat menambah modal sebesar US$ 2,25 miliar atau setara Rp 34,75 triliun (kurs US$ 1=Rp 15.445).

Banyak perusahaan kripto ataupun induk perusahaan yang memiliki simpanan di SVB. Termasuk di dalamnya adalah Solano, BlockFi, Circle, Pantera, Avalanche, Nova Labs, dan Proof.

Dengan banyaknya keterikatan industri kripto pada SVB maka krisis pada bank tersebut pun dengan cepat menjalar ke aset kripto.

CNBC International memperkirakan nilai pasar kripto terkikis hingga US$ 70 miliar atau Rp 1.081,2 triliun hanya dalam kurun waktu 24 jam atau sehari. Terkikisnya nilai pasar kripto tak lepas dari ambruknya aset kripto andalan seperti Bitcoin.

Aset kripto dengan market cap terbesar itu sempat jatuh 8% pada Jumat (9/3/2023) atau ke level terendahnya dalam dua bulan.

"Sangat sedikit faktor yang mendorong orang untuk membeli Bitcoin dalam situasi seperti saat ini. Bukan hanya Bitcoin dan dan kripto sebenarnya tetapi seluruh aset keuangan," tutur analis kripto asal Jepang dari Bitbank, kepada CNBC International.

Melansir data dari Coin Market Cap pada pukul 13:55 WIB, Bitcoin menguat 2,6% dalam sehari tetapi anjlok 8,68% sepekan ke level harga US$ 20.494,74/koin atau setara dengan Rp 316,54 juta /koin.

Market cap Bitcoin tercatat US$ 395, 84 miliar. Nilai tersebut ambruk 16,5% dibandingkan pada 18 Februari 2023 yang tercatat US$ 474,32.

Kinerja tak kalah buruk juga ditunjukkan Ethereum yang harganya menguat 3,2% sehari tetapi ambruk 6,97% sepekan ke posisi US$ 1.462,15/koin atau Rp 22,58 juta/koin.


[-]

-

Robert Kiyosaki Sebut Bitcoin Bisa Sentuh US$ 10.000
(rob/ayh)

Sentimen: positif (64%)