BI Turun Gunung, Apa Kabar Rupiah Pagi Ini?
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah tipis melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan Kamis (9/3/2023). Ekspektasi suku bunga The Fed masih mempengaruhi pergerakan pasar mata uang hari ini. Selain itu, Bank Indonesia yang melakukan intervensi membuat rupiah lebih stabil.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan di Rp 15.435/US$, melemah tipis 0,03% di pasar spot.
Pasar melihat kini The Fed akan kembali agresif dalam menaikkan suku bunga. Apalagi ketua The Fed Jerome Powell sudah blak-blakan mengatakannya.
"Data ekonomi terbaru datang lebih kuat dari yang diharapkan, ini menunjukkan bahwa tingkat suku bunga akhir kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diantisipasi sebelumnya," kata Powell dalam sambutannya di hadapan Senat AS, Selasa waktu setempat.
Powell juga menegaskan laju kenaikan suku bunga bisa kembali ditingkatkan jika diperlukan guna bisa mengendalikan inflasi.
Pelaku pasar kini melihat puncak suku bunga The Fed akan berada di kisaran 5,5% - 5,75%. Hal tersebut tercermin dari data perangkat FedWatch milik CME Group, di mana suku bunga akan mencapai level tersebut pada Juli dengan probabilitas sebesar 44,8%.
Bahkan, ada probabilitas sebesar 32% suku bunga mencapai 5,75% - 6%. Artinya ada peluang kenaikan 125 basis poin lagi dari level saat ini.
Tidak hanya pelaku pasar, kepala investasi fixed income BlackRock Rick Rieder, juga memprediksi suku bunga The Fed bisa mencapai 6%.
"Kami pikir ada peluang The Fed akan membawa suku bunga ke 6%, dan mempertahankannya dalam waktu yang cukup lama untuk memperlambat perekonomian dan membawa inflasi kembali mendekati 2%," kata Rieder merespon pernyataan Powell di Senat.
Perusahaan aset menajemen terbesar di dunia ini Riedermelihat perekonomian AS lebih kuat dari prediksi, melihat pasar tenaga kerja dengan inflasi di level terendah sejak 1969.
Sebelum BlackRock, CEO JPMorgan, Jamie Dimon pada Januari lalu bahkan menyatakan The Fed mungkin perlu menaikkan suku bunga (Federal Funds Rate/FFR) hingga ke level 6% untuk melawan inflasi.
"Inflasi tidak akan turun seperti yang diharapkan orang," katanya. "Tapi yang pasti akan turun sedikit."
Jika kondisinya masih urung membaik, Dimon berpendapatan The Fed dapat mulai menaikkan suku bunga pada kuartal keempat dan menyebut kenaikan suku bunga acuan tersebut "mungkin saja 6%."
Bank Indonesia (BI) pun yang "turun gunung" menstabilkan rupiah juga bisa membawa rupiah berbalik menguat.
Edi Susanto, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, menuturkan bahwa BI tetap mengawal rupiah ini dengan tetap masuk pasar di pasar spot maupun Derivatives Non Deliverable Forward (DNDF), untuk memastikan supply-demand valas berjalan dengan baik.
"Alhamdulillah di sesi siang sampai sore tekanan melambat dan supply-demand di pasar berfungsi dengan baik kembali," papar Edi kepada CNBC Indonesia, Rabu (8/3/2023).
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
[-]
-
Ambles! Rupiah Tembus Rp 15.700/USD
(pap/pap)
Sentimen: positif (66%)