Tunggal putri Indonesia di All England 2023 tak dipatok target tinggi. Pelatihnya, Indra Widjaja, realistis menilai peluang Gregoria Mariska Tunjung di turnamen BWF World Tour Super 1000 tersebut.

All England 2023 diselenggarakan di Birmingham, Inggris, mulai 14-19 Maret, pekan depan. Indonesia hanya mengirimkan satu wakil di sektor tunggal putri yaitu Gregoria Mariska Tunjung.

Menjadi satu-satunya wakil Indonesia di turnamen bulutangkis tertua tersebut, Gregoria tak lantas dipatok target tinggi. Melainkan bagaimana juara dunia junior 2017 itu dapat bermain konsisten.

-

-

Bagaimana pun, pebulutangkis peringkat 14 dunia itu sudah mampu menjadi runner up di Australia Open dan dua kali menembus semifinal di Hylo Open dan Malaysia Masters 2022. Biasanya, Gregoria kerap terhenti di babak-babak awal saat bertanding di turnamen-turnamen BWF World Tour.

Di All England edisi sebelumnya, Gregoria terhenti di babak 32 besar. Ia dikalahkan An Se Young dengan skor 16-21, 4-21. Sementara di All England 2020, Gregoria terhenti di babak 16 besar.

"Untuk women single, kita mau sadar diri dulu, dalam arti kita introspeksi," kata Indra ketika dijumpai di Pelatnas PBSI, Cipayung.

"Bukan kita tertinggal terlalu jauh, tapi realistis lah. Kalau untuk All England, Gregoria target saya bukan ke sama. Saya mau lebih ke dia konsisten terhadap permainan terbaiknya dulu. Itu yang mau saya kejar, bukan hanya semata-mata hasil saja," dia mempertegas.

Indonesia sendiri sejatinya sempat memiliki pemain-pemain putri andalan yang kerap menyumbangkan emdali emas. Sebut saja Susy Susanti, selain peraih medali emas Olimpiade 1992 di Barcelona.

Sementara di All England, ia tercatat empat kali sukses merebut gelar juara pada 1990,1991,1993, dan 1994.

"Pastinya saya punya cara sendiri untuk itu semuanya, tapi saya rasa, enggak bisa saya share terbuka semua di sini. Saya berusaha yang terbaik dan saya akan coba untuk memberikan hasil yang kemajuan kemajuan untuk tunggal putri," kata Indra.