Sentimen
Negatif (98%)
6 Mar 2023 : 10.38
Informasi Tambahan

Kasus: pengangguran

Tokoh Terkait
Nouriel Roubini

Nouriel Roubini

Dokter Kiamat, Jerome Powell dan Nasib Rupiah Pekan Ini

6 Mar 2023 : 10.38 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Dokter Kiamat, Jerome Powell dan Nasib Rupiah Pekan Ini

Rupiah sudah melemah empat pekan beruntun melawan dolar AS, ekspektasi pasar terhadap suku bunga The Fed menjadi penekan utama.  Ketua The Fed Jerome Powell akan memberikan testimoni di hadapan Senat AS. Pernyataan yang keluar akan mempengaruhi pergerakan rupiah. Jika Powell menyatakan suku bunga bisa naik lebih tinggi lagi, ada risiko rupiah akan kembali tertekan. Sebaliknya jika ada sinyal puncak suku bunga di kisaran 5% -5,25%, maka ada peluang rupiah berbalik menguat.

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja rupiah belakangan memburuk. Melawan dolar Amerika Serikat (AS) nilainya merosot empat pekan beruntun. Pada pekan ini ada peluang rupiah bisa bangkit, tetapi ada risiko tambah parah juga.

Ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell akan memberikan testimoni di hadapan Senat Amerika Serikat. Kata-kata yang keluar dari Powell akan menentukan nasib rupiah pekan ini.

-

-

Seperti diketahui, pasar dalam beberapa pekan terakhir memprediksi The Fed akan kembali agresif menaikkan suku bunga acuannya. Sebabnya, pasar tenaga kerja yang kuat, ditambah lagi inflasi kembali naik.

Jika Powell dalam testimoninya menyatakan suku bunga bisa naik lebih tinggi lagi, maka rupiah berisiko merosot. Sebaliknya, ada sinyal puncak suku bunga di 5% - 5,25%, maka rupiah berpeluang menguat.

Departemen Tenaga Kerja AS pada awal Februari lalu melaporkan sepanjang Januari perekonomian Paman Sam mampu menyerap 517.000 tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payroll), jauh lebih tinggi dari bulan sebelumnya 260.000 orang.

Tingkat pengangguran pun turun menjadi 3,4% dari sebelumnya 3,5%. Persentase penduduk yang tidak bekerja tersebut berada di posisi terendah sejak Mei 1969.

Kemudian, rata-rata upah per jam masih tumbuh 4,4% year-on-year (yoy), lebih tinggi dari prediksi 4,3%.

Dengan rata-rata upah yang tinggi, maka inflasi akan bandel alias sulit turun. Terbukti, inflasi berdasarkan personal consumption expenditure (PCE) kembali naik 5,4% (yoy) pada Januari dari sebelumnya 5,3%.

Inflasi inti PCE juga naik menjadi 4,7% dari Desember 4,6%. Inflasi PCE menjadi acuan The Fed dalam menetapkan kebijakan moneter, termasuk juga pasar tenaga kerja.

Selain itu, inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) tumbuh 6,4% (yoy) pada Januari, turun tipis dari sebelumnya 6,5%.

Alhasil, pasar kini melihat suku bunga The Fed bisa mencapai 5,5% - 5,75% pada Juli nanti, naik 100 basis poin dari level saat ini dan lebih tinggi ketimbang proyeksi yang diberikan bank sentral AS tersebut 5% - 5,25%.

Ekonom Nouriel Roubini atau yang dikenal dengan "Dr Doom" alias "Dokter Kiamat", bahkan memprediksi inflasi di Amerika Serikat akan bertahan di kisaran 6% sangat jauh dari target The Fed 2%.

Roubini mendapat predikat tersebut setelah memprediksi terjadinya krisis finansial global 2008 dan benar terjadi. "Dokter Kiamat" kini melihat krisis yang terjadi saat ini bisa kombinasi antara stagflasi 1970an dan krisis finansial global 2008.

Secara teknikal, rupiah semakin jauh di atas Rp 15.090/US$, yang akan menjadi kunci pergerakan.

Level tersebut merupakan Fibonacci Retracement 50%, yang ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

Rupiah yang disimbolkan USD/IDR juga bergerak di atas rerata pergerakan 200 hari (moving average 200/MA 200) dan MA 100 yang memberikan tekanan lebih besar.

Resisten terdekat berada di kisaran Rp 15.300/US$ - Rp 15.330/US$. Jika Ditembus, ada risiko rupiah merosot ke Rp 15.400/US$ - Rp 15.450/US$ di pekan ini.

Indikator Stochastic pada grafik harian kini berada di wilayah jenuh beli (overbought) dalam waktu yang cukup lama.

Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Dengan stochastic berada di wilayah overbought, ruang penguatan rupiah tentunya lebih besar.

Support berada di kisaran Rp 15.230/US$, jika dilewati rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.200/US$. Support selanjutnya berada di kisaran Rp 15.150/US$ - Rp 15.130/US$.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


[-]

-

Dolar AS Milik RI "Ditilep" Tetangga, Rupiah Bisa Apa?
(pap/pap)

Sentimen: negatif (98.5%)