Sentimen
Netral (57%)
2 Mar 2023 : 21.50
Tokoh Terkait

Indonesia Jadi The Bright Spot In The Dark di Tengah Ketidakpastian Global

Liputan6.com Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi

2 Mar 2023 : 21.50
Indonesia Jadi The Bright Spot In The Dark di Tengah Ketidakpastian Global

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menjelaskan, di tengah perlambatan ekonomi negara besar, Indonesia dan ASEAN mampu menjadi sumber pertumbuhan ekonomi dunia.

Bahkan Indonesia disebut merupakan the bright spot in the dark di tengah ketidakpastian global. Di 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat tumbuh solid sebesar 5,3 persen (yoy).

Pada sisi pengeluaran, konsumsi masih menjadi kontributor utama terbesar dan kinerja ekspor mampu tumbuh pada angka dua digit. Pada sisi lapangan usaha, sektor utama masih tumbuh kuat seperti manufaktur, perdagangan, transportasi, dan infokom.

“Kalau kita lihat, kinerja ekonomi Indonesia itu tahun 2022 kemarin, dua indikator utama, pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi sekali, 5,31 persen, di sisi yang lainnya inflasi cukup terkendali. Inflasi kemarin di angka 5,5 persen," jelas Susiwijono dalam Rapat Kerja Teknis PROPAM POLRI 2023, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (2/3/2023).

"Dua hal ini yang menjadi nilai lebih kita di mata dunia. Dan dari surveinya Bloomberg, mengukur suatu negara terjadi resesi atau tidak, Indonesia relatif pada posisi paling rendah. Jadi paling jauh dari terjadinya resesi,” tambah dia.

Berbagai leading indicator baik dari sektor riil dan eksternal, menunjukkan prospek ekonomi ke depan berada di level yang baik, tercermin dari nilai IKK yang masih optimis, PMI Manufaktur yang konsisten ekspansif, neraca perdagangan yang masih menunjukkan tren surplus selama 33 bulan berturut-turut, dan rasio utang luar negeri terhadap PDB yang masih dalam level aman.

Namun, Pemerintah tetap waspada dan antisipatif dalam menghadai risiko kedepan, mengingat pertumbuhan global diperkirakan masih melambat di tahun 2023. Hal ini terjadi karena berbagai risiko seperti ketidakpastian tensi geopolitik, potensi terjadinya extreme weather, tingginya tingkat suku bunga, dan kebijakan fiskal yang relatif sempit.

Sehingga, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global melambat dari 3,4 persen pada tahun 2022 menjadi 2,9 persen pada 2023.

 

Pemerintah melihat beberapa indikator perbaikan di kuartal III 2020, meski angka pertumbuhan ekonomi terkontraksi minus 3,49 persen, yang mendorong Indonesia masuk resesi ekonomi. Pertumbuhan negatif ini pun berpotensi tetap berlanjut hingga akhir ta...

Sentimen: netral (57.1%)